Liputan6.com, Jakarta - Facebook mengambil langkah hukum terkait masalah like palsu di Instagram. Baru-baru ini, Facebook menuntut seorang pria yang menjual like dan komentar palsu Instagram.
Facebook menangani penjual jasa like dan komentar ini lantaran dianggap sebagai bagian dari "layanan engagement palsu"
Mengutip laman Engadget, Senin (31/8/2020), layanan jasa like dan komentar palsu ini bernama Nakrutka.
Advertisement
Baca Juga
"Nakrutka menggunakan sebuah jaringan bot dan software otomasi untuk mendistribusikan like, komentar, view, dan pengikut palsu di Instagram," kata Facebook dalam pernyataannya.
Sebagai langkah lanjutan terhadap Nakrutka, Facebook juga menggugat MobiBurn, sebuah pengembang yang memakai software jahat untuk mengumpulkan data pengguna Facebook.
Para peneliti keamanan sebelumnya sudah mengingatkan Facebook bahwa MobiBurn "mengumpulkan informasi dari perangkat pengguna dan meminta data Faceboook. Data yang diambil antara lain adalah nama orang, zona waktu, alamat email, hingga jenis kelamin saat pengguna menginstal software MobiBurn."
Facebook pun menyebut, pengembang tak bisa mematuhi audit yang dijalankan.
Developer juga Dituntut Gara-Gara Likes Palsu dan Salahgunakan Data
Tak hanya menggugat si penjual like palsu, Facebook juga mengambil langkah hukum terhadap para developer yang menyalahgunakan data pengguna atau melanggar kebijakan layanannya.
Awal tahun ini, Facebook menggugat developer asal Spanyol yang menjual jasa like palsu di Instagram.
Facebook juga menggugat perusahaan asal Selandia Baru yang juga menjual layanan engagement palsu di Instagram pada 2019 lalu
Gugatan hukum ini merupakan bagian dari upaya Facebook mengambil langkah tegas membasmi pengembang-pengembang nakal. Tujuannya tidak lain adalah agar kasus seperti Cambridge Analytica tak terjadi kembali.
Advertisement
Sembunyikan Jumlah Likes
Akhir tahun lalu, Instagram memperluas uji coba tampilan privat jumlah angka Like untuk lebih banyak pengguna di dunia. Mulai hari ini, secara acak pengguna di Indonesia akan dilibatkan di uji coba ini.
Uji coba kali ini menyusul beberapa uji coba yang sebelumnya telah digelar di Australia, Brazil, Kanada, Irlandia, dan Selandia Baru.
Mengutip keterangan resmi Instagram, Kamis (15/11/2019), hal ini dilakukan seiring komitmen mereka membangun ekosistem aman, nyaman, dan positif di Instagram.
Instagram menyebut, pengguna yang masuk dalam uji coba ini tidak akan melihat jumlah Like dan View dari foto dan video dari pengguna lain yang ada di Feed mereka.
Meski begitu, para pengguna terpilih tetap bisa melihat jumlah Like dan View dari konten mereka sendiri dengan mengetuk daftar Like di bawah konten mereka.
Head of Instagram Adam Mosseri mengatakan, Instagram memperluas uji coba pembatasan Like karena mendengar tanggapan positif dari para pengguna yang sebelumnya telah mengikuti uji coba ini.
"Kami ingin mendengar juga dari pengguna kami yang ada di negara-negara lain. Langkah ini penting bagi perjalanan kami karena kami berkomitmen membangun ekosistem positif," kata Mosseri.
Mosseri mengatakan, Instagram terus mencari cara agar pengguna bisa lebih nyaman dalam berekspresi dan fokus pada foto dan video yang mereka bagikan, bukan pada jumlah Like yang dikumpulkan.
(Tin/Isk)