Liputan6.com, Jakarta - Nilai saham Xiaomi turun setelah Departemen Pertahanan AS memasukkan Xiaomi ke dalam daftar hitam. Dengan masuknya Xiaomi ke daftar hitam ini, investor AS diminta menarik investasinya dari Xiaomi.
Mengutip Financial Times, Sabtu (16/1/2021), nilai saham Xiaomi turun 10,3 persen di Bursa Saham Hong Kong, beberapa jam setelah Departemen Pertahanan AS memasukkannya ke daftar hitam, karena dinilai terkait dengan militer Tiongkok.
Baca Juga
Dalam kaitannya dengan perintah eksekutif, hal ini akan menghalangi investor AS membeli saham Xiaomi dalam 60 hari dari sekarang. Selain itu, investor Xiaomi asal AS diminta untuk menjual kepemilikan saham mereka.
Advertisement
Langkah tersebut menjadi pukulan signifikan untuk Xiaomi. Apalagi Xiaomi mendapatkan manfaat dari sanksi yang diterapkan AS kepada Huawei. Sanksi AS pada Huawei ini harus diakui, telah membantu meningkatkan penjualan Xiaomi.
Hal ini sekaligus menjadikan Xiaomi sebagai pembesut smartphone terbesar ketiga di dunia, berdasarkan jumlah unit yang terjual pada kuartal ketiga 2020.
Nilai Kapitalisasi Xiaomi Anjlok USD 10 Miliar
Bicara mengenai saham, nilai saham Xiaomi sempat melonjak 227 persen tahun lalu. Dengan ini, nilai pasar Xiaomi mencapai USD 108 miliar.
Bloomberg dalam laporannya menyebut, pemegang saham terbesar Xiaomi saat ini termasuk di antaranya manajer dana AS BlackRock Vanguard, Fidelity and State Street.
Dengan turunnya nilai saham, sekaligus memangkas nilai kapitalisasi pasar Xiaomi sebesar lebih dari USD 10 miliar.
Advertisement
Bantah Terkait dengan Militer Tiongkok
Sebelumnya Departemen Pertahanan AS menyebut, langkah memasukkan Xiaomi dan delapan perusahaan Tiongkok lain ke daftar hitam bertujuan untuk menghindari strategi pengembangan militer-sipil yang diterapkan Tiongkok. Namun, Departemen Pertahanan AS tidak memberikan bukti keterlibatan Xiaomi dengan militer Tiongkok.
Terpisah melalui akun Twitter-nya, Xiaomi membantah pihaknya terkait, dikontrol, atau pun dimiliki oleh militer Tiongkok.
"Perusahaan mengkonfirmasi bahwa Xiaomi tidak dimiliki, dikontrol, atau terafilisiasi dengan militer Tiongkok, dan Xiaomi bukanlah 'perusahaan militer Tiongkok komunis'," kata Xiaomi dalam pernyataan yang diunggah ke akun Twitter @Xiaomi, dikutip Sabtu (16/1/2021).
Lebih lanjut Xiaomi menyebutkan, perusahaan menyebut akan mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi kepentingan perusahaan dan para pemangku kepentingannya. Xiaomi juga menyebut akan membuat pengumumkan lebih lanjut nantinya.
Menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok, langkah AS ini menyalahgunakan kekuasaan negara. "Kami akan mengambil langkah yang penting untuk melindungi kepentingan sah perusahaan Tiongkok," kata Kemenlu Tiongkok.
(Tin/Isk)