Liputan6.com, Jakarta - Google baru saja mengumumkan akan menyetop pembaruan untuk Play Services di perangkat yang menjalankan Android Jelly Bean. Penyetopan ini berlaku untuk tiga versi Jelly Bean yakni 4.1, 4.2, dan 4.3.
Kendati demikian, seperti dikutip dari GSM Arena, Sabtu (10/7/2021), penyetopan ini tidak langsung dilakukan. Google masih akan merilis pembaruan terakhir di akhir Agustus dengan Play Services versi 21.30.99.
Baca Juga
Keputusan ini diambil Google mengingat perangkat aktif menjalankan Android Jelly Bean saat ini di bawah satu persen.
Advertisement
Selain itu, mengingat banyak peningkatan dan fitur tidak hadir di Android Jelly Bean, pengembang tidak perlu menghabiskan waktu melakukan penyesuaian saat merilis produknya ke perangkat lawas.
Lebih lanjut Google mengatakan perangkat lawas masih bisa mengunduh aplikasi yang memang mendukungnya. Namun tanpa pembaruan Play Services, mereka tidak bisa mendapatkan kemampuan anyar aplikasi tersebut.
Sebagai informasi, Android Jelly Bean pertama kali diumumkan pada 2012.
Saat rilis, aplikasi ini hadir dengan sejumlah fitur pembaruan besar-besaran, seperti Google Now, kemampuan untuk mematikan notifikasi di aplikasi secara terpisah, hingga peningkatan audio.
Lalu di akhir 2012, Google merilis pembaruan dengan nama Jelly Bean 4.2 Sementara pada 2013, versi Jelly Bean 4.3 digulirkan untuk publik.
Google Tinggalkan Format File APK, Mulai Adopsi Android App Bundle
Di sisi lain, Google akan mulai menerapkan perubahan yang membatasi aplikasi Android yang didistribusikan melalui Play Store. Perusahaan mengatakan, perubahan ini akan dimulai Agustus 2021.
Saat waktu yang ditentukan tiba, pengembang aplikasi harus menerbitkan aplikasi buatan mereka dalam format Android App Bundle ketimbang APK.
Namun, persyaratan ini hanya berlaku untuk aplikasi baru. Aplikasi yang ada saat ini dikecualikan, serta aplikasi khusus yang dirilis "untuk mengatur pengguna Google Play."
Pengembang memiliki waktu sekitar satu bulan untuk mengonfigurasi ulang aplikasi mereka ke Android App Bundle, atau ekstensi file .aab.
Mengutip Gizmodo, Senin (5/7/2021), Google awalnya memperkenalkan Android App Bundle saat merilis Android 9 untuk membantu meringankan distribusi aplikasi.
Karena banyak hardware dan bahasa yang berbeda di dalam ekosistem Android, maka coding yang harus diakomodir akan lebih besar.
Hal ini berujung dengan aplikasi akan berat saat dibuka menggunakan perangkat Android kelas menengah ke bawah, sedangkan perangkat kelas atas tidak akan merasakan perbedaannya.
Android App Bundle pada dasarnya membagi file APK menjadi sekumpulan "Split APKs" atau "APK terpisah" yang dipasang satu per satu oleh Google Play Store, tergantung pada perangkat.
Advertisement
Cara Google Periksa Aplikasi
Dengan demikian, ukuran file dengan format ini 15 persen lebih kecil daripada paket aplikasi standar.
Pengembang dapat memodulasi fitur yang berbeda di aplikasi mereka, sehingga hanya diinstal jika berlaku dan tersedia untuk digunakan.
Seperti pada umumnya, perusahaan membatasi cara pendistribusian software ini dan disebut-sebut sebagai cara Google memeriksa aplikasi sebelum tampil di Play Store.
(Dam/Isk)