Liputan6.com, Jakarta - Artikel tentang Twitter sedang melakukan uji coba terhadap fitur Retweet baru yang mirip dengan fitur serupa di TikTok, mencuri perhatian pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Sabtu (7/1/2022).
Tak hanya itu, artikel soal reaksi warganet tentang Pengabdi Setan 2, dan pernyataan pakar soal kebocoran data 6 juta pasien Kemenkes juga menjadi perhatian.
Lebih lengkapnya simak berita berikut ini.
Advertisement
Baca Juga
1. Twitter Uji Coba Retweet Mirip TikTok
Twitter baru saja mengumumkan tengah menguji coba fitur baru untuk memperkaya pengalaman pengguna saat berinteraksi. Adapun fitur yang sedang diuji coba ini bernama 'Quote Tweet with reaction'.
Fitur ini menambah opsi yang sudah bisa ditemukan pengguna sekarang, yakni 'Retweet' dan 'Quote Tweet'. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna membuat reaksi untuk sebuah tweet dalam bentuk video atau foto.
Mengutip informasi dari The Verge, Jumat (7/1/2022), uji coba fitur ini baru dilakukan untuk pengguna iOS, meski tidak semuanya. Karenanya, jika pengguna masuk dalam daftar uji coba fitur ini, opsi Quote Tweet with reaction akan muncul setelah opsi Quote Tweet.
Â
2. Pengabdi Setan 2: Communion Diumumkan, Warganet Penasaran tapi Takut hingga Cari Gandengan
Para pencinta film horor lokal boleh bergembira dan bersiap-siap ke bioskop lagi. Pasalnya, sekuel Pengabdi Setan bakal tayang di tahun ini.
Hal itu setelah sutradara Joko Anwar, mengunggah di akun media sosial Instagram dan Twitter-nya, sebuah banner hitam bertuliskan Pengabdi Setan 2 Communion.
"Dia datang lagi. Segera. Tahun ini. Di bioskop. Siap? #pengabdisetan2," tulis sutradara Gundala itu pada Kamis (6/1/2022).
Â
Advertisement
3. Pakar: Perlu Penyelidikan Dugaan Kebocoran Data 6 Juta Pasien untuk Tahu Sumber Server
Pakar keamanan siber Pratama Persadha menyebut dugaan kebocoran data 6 juta pasien yang dijual di forum online adalah valid dan benar terjadi. Ia mengatakan kebocoran data ini bukanlah keisengan belaka.
Database berisi data rekam medis pasien dengan kapasitas 720 GB yang ramai diberitakan ini menurut Pratama berasal dari berbagai rumah sakit di Indonesia.
Ia juga menjelaskan, data pasien yang diduga bocor kemungkinan bukanlah data pasien Covid-19, melainkan data-data pasien korban kecelakaan dan pasien dengan penyakit keras lainnya.
(Ysl/Isk)