KKP Pakai Teknologi Pemantauan Satelit untuk Deteksi Pembuang Sampah di Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerapkan sejumlah program dan teknologi untuk bisa mengurangi sampah plastik yang ada ada di lautan Indonesia.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Agu 2022, 10:30 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2022, 10:30 WIB
Peluncuran Program CSR Konservasi Laut dari Indosat Ooredoo Hutchison yang diadakan di Jembrana, Bali. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar
Peluncuran Program CSR Konservasi Laut dari Indosat Ooredoo Hutchison yang diadakan di Jembrana, Bali. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar

Liputan6.com, Jakarta - Sampah plastik menjadi salah satu sumber pencemaran laut yang tidak hanya membuat kotor perairan Indonesia, tapi juga bisa merusak ekosistem. Terlebih, sampah tersebut tidak hanya hanya berasal dari Indonesia, tapi juga dari luar wilayah.

Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerapkan sejumlah program dan teknologi untuk bisa mengurangi sampah plastik yang ada ada di lautan Indonesia. Salah satu yang sedang dterapkan KKP adalah marine time surveillance.

Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, teknologi ini berbasis satelit yang mampu melakukan pemantauan selama 24 jam di laut Indonesia. Teknologi ini dapat digunakan untuk mengetahui siapa saja yang membuang sampah di lautan Indonesia.

"Jadi, bisa langsung ketahuan. Wah, ada tumpukan plastik di situ. Asalnya dari mana itu bisa langsung kebaca. Tidak apa-apa kalau kapalnya sudah pergi, tapi tetap terbaca dan kemudian kami bisa deteksi nama kapal itu dan pemiliknya. Tingga sekali klik," tutur Trenggono ketika peluncuran program konservasi laut Indosat Ooredoo Hutchison di Bali, Kamis (4/8/2022).

Penerapan teknologi ini, Trenggono menuturkan, sekaligus menjadi bentuk komitmen Indonesia untuk menjaga lingkungan perairannya.

Penerapan teknologi ini sudah sempat disampaikan dalam konferensi PBB dan mendapat sambutan luar biasa dari sejumlah pihak, seperti Bank Dunia dan beberapa negara.

Perlu diketahui, IOH baru saja resmi meluncurkan program CSR konservasi laut di Jembrana, Bali. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara IOH dengan KKP.

Ada empat fokus perhatian yang disasar IOH dalam program ini, yakni rehabilitas habitat laut, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, penguatan komunitas konservasi penyu, serta penguatan masyarakat di lingkungan sekitar.

Sebagai salah satu program dari CSR ini, IOH turut bekerja sama dengan WWF dan Kelompok Penangkaran Penyu (KKP) Kurma Asih, Jembrana, Bali.

Lewat kerja sama ini, IOH membantu peningkatan fasilitas penetasan dan rehabilitas penyu, serta melepaskan tukik di Pantai Perancak.

"Melalui program CSR Konservasi Laut di Jembrana, kami berkomitmen berperan aktif menciptakan kawasan konservasi laut yang lebih sehat dengan dukungan penuh dari KKP serta berbagai komunitas pegiat lingkungan," tutur President Director & CEO IOH Vikram Sinha saat peluncuran di Bali.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indosat Ooredoo Hutchison Luncurkan Program Konservasi Laut di Bali

Pelepasan tukik di Jembrana Bali oleh President Director & CEO IOH Vikram Sinha
Pelepasan tukik di Jembrana Bali oleh President Director & CEO IOH Vikram Sinha. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) resmi meluncurkan program CSR konservasi laut di Jembrana, Bali. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara IOH dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Ada empat fokus perhatian yang disasar IOH dalam program ini, yakni rehabilitas habitat laut, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, penguatan komunitas konservasi penyu, serta penguatan masyarakat di lingkungan sekitar.

Sebagai salah satu program dari CSR ini, IOH turut bekerja sama dengan WWF dan Kelompok Penangkaran Penyu (KKP) Kurma Asih, Jembrana, Bali.

Lewat kerja sama ini, IOH membantu peningkatan fasilitas penetasan dan rehabilitas penyu, serta melepaskan tukik di Pantai Perancak.

"Melalui program CSR Konservasi Laut di Jembrana, kami berkomitmen berperan aktif menciptakan kawasan konservasi laut yang lebih sehat dengan dukungan penuh dari KKP serta berbagai komunitas pegiat lingkungan," tutur President Director & CEO IOH Vikram Sinha saat peluncuran di Bali.

Menurut Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, program CSR ini sejalan pula dengan Program Bulan Cinta Laut. Melalui program ini, KKP berupaya untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di laut dengan melibatkan sejumlah pihak.

Selain itu, konservasi laut juga menjadi salah satu pilar kunci dalam penerapan ekonomi biru di Indonesia. Trenggono menuturkan, Indonesia telah berkomitmen meningkatkan luas kawasan konservasi perairan di Indonesia seluas 32,5 juta hektar pada 2030.

"Konservasi yang berkualitas tidak saja akan menjaga kesehatan laut untuk menyimpan karbon, tapi juga menjaga biota laut dari kepunahan. Saat ini, kawasan konservasi laut telah melindungi 40 persen dari total terumbu karang di Indonesia," tuturnya menjelaskan.

Kawasan Jembrana sendiri dipilih karena potensinya sebagai kawasan konservasi dengan luas 3.500 hektar, sehingga memiliki target nilai konservasi tinggi untuk biota laut yang terancam penuh (penyu dan hiu), habitat penting lautan (bakau, lamun, dan terumbu karang), potensi perikanan, dan tempat budidaya ikan.

Selain itu, Jembrana merupakan satu dari 14 prioritas pantai lokasi peneluran penyu di Indonesia.

Program ini juga bertujuan mendukung pemerintah pada implementasi tiga agenda prioritas utama pertemuan G20 EDM CSWG, yaitu pemulihan lebih berkelanjutan, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan, serta peningkatan mobiliasi sumber daya mendukung lingkungan hidup serta pengendaliah perubahan iklim.

Integrasi Jaringan Indosat Ooredoo-Tri Terus Digenjot

Indosat Ooredoo Hutchison
Ki-Kan : President Director & CEO of Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Sekretaris Dirjen PPI Kemkominfo Wayan Toni Supriyanto, CEO Huawei Indonesia Jacky Chen.

Indosat Ooredo Hutchison (IOH) menyatakan proses integrasi jaringan usai merger terus dilakukan dan prosesnya sangat baik. Dengan kondisi ini, Director and Chief Regulatory Officer, Muhammad Danny Buldansyah, optimistis proses integrasi bisa rampung sesuai target.

"Integrasi progress-nya sangat baik, bahkan melampaui apa yang telah direncanakan, sehingga kami optimistis rampung tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan," tuturnya dalam peluncuran 5G IOH di Bali.

Hingga saat ini, menurut Danny, ada lebih dari 10.000 site yang telah terintegrasi. Ditargetkan, ada lebih dari 43.000 site akan selesai terintegrasi pada kuartal pertama tahun depan.

"Tiap hari kami melakukan integrasi site demi memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para pelanggan," ucapnya.

Sebagai informasi, proses integrasi dilakukan dengan teknologi Multi Operator Core Network (MOCN) secara bertahap dengan tujuan untuk memberikan pengalaman telekomunikasi digital yang lebih baik bagi pelanggan IM3 dan Tri.

Integrasi jaringan ini diklaim akan memberikan peningkatan layanan indoor coverage dan penambahan kapasitas dengan pemanfaatan kerapatan sites dan lebar pita dari jaringan sebelumnya.

Oleh sebab itu, integrasi akan membawa peningkatan coverage yang cukup signifikan melalui kedua jaringan yakni IM3 dan Tri, yang menjadi satu. Selain itu, dengan spektrum yang jumlahnya cukup banyak dan tinggi, kapasitas dan kualitas jaringan akan menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.

Lewat integrasi ini pula, IOH diketahui akan semakin mantap dalam menggelar layanan 5G. Berbekal spektrum yang dimiliki perusahaan, mereka mampu menghadirkan layanan 5G yang lebih baik dari sebelumnya.

Hal itu ditunjukkan saat peluncuran 5G IOH di Bali yang mampu mencapai sekitar 1,0Gbps saat diuji coba dalam kondisi optimal atau minim trafik. Selain spektrum yang dimilikinya, IOH juga memanfaatkan teknologi 1 Gbps FDD 5G Massive MIMO dari Huawei.

Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Klaim China Vs Indonesia Terkait Laut China Selatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya