Liputan6.com, Jakarta - Xiaomi belum lama ini memperkenalkan Redmi Note 11 baru di India yang dijuluki sebagai Redmi Note 11SE. Smartphone ini menjadi ponsel kelas menengah baru yang hadir di jajaran Redmi Note series.
Seperti merek smartphone lainnya, kini Xiaomi disebut-sebut akan menghilangkan adapter atau kepala charger dari seri Redmi Note-nya.
Baca Juga
Langkah meniadakan adapter atau kepala charger dimulai oleh Apple saat memperkenalkan iPhone 11 series-nya. Menurut Apple, langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi limbah elektronik dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Advertisement
Langkah ini mendapat banyak kritik dari pengguna. Vendor smartphone lain seperti Samsung sempat mengejek keputusan tersebut, namun belakangan justru mengambil keputusan serupa.
Sejauh ini, smartphone kelas menengah bebas dari pilihan kontroversial ini, namun Samsung mulai dengan Galaxy A series-nya menghilangkan adapter atau kepala charger. Kini, langkah serupa diikuti oleh Redmi Note series milik Xiaomi.
Redmi Note 11SE kabarnya tidak akan dibekali dengan charger di India. Perangkat ini akan menjadi Redmi Note pertama yang tidak dibekali adapter, jika kabar di atas benar adanya.
Mengutip Gizchina (26/8/2022), tidak memasukkan pengisi daya tentu akan menjadi lebih masuk akal pada smartphone kelas menengah dan bawah. Apalagi, langkah ini terus dianggap sebagai upaya yang lebih ramah lingkungan, sekaligus menekan biaya produksi.
Bawa Keuntungan Lebih Banyak
Gizchina menyebut, meniadakan adapter atau kepala charger pada smartphone kelas menengah dinilai akan membawa keuntungan lebih bagi vendor dibandingkan pada smartphone flagship atau premium. Pasalnya, perangkat premium menghasilkan lebih sedikit keuntungan ketimbang smartphone kelas menengah.
Kini, langkah menghilangkan kepala charger meluas ke kategori smartphone kelas menengah dan seri Redmi Note jadi yang pertama dari jajaran smartphone Xiaomi.
Sejauh ini belum diketahui apakah seri Xiaomi Redmi Note 12 akan membawa charger di kotak atau tidak. Perusahaan mungkin masih melakukan pengujian "penerimaan" pasar dengan keputusannya di Redmi Note 11SE.
Jika terjual dengan baik, tidak ada alasan bagi perusahaan untuk tidak memperluas keputusan ini ke perangkat lain. Apalagi di tengah inflasi global dan kekurangan komponen, perusahaan mungkin memiliki cukup alasan untuk melakukannya.
Sayangnya, pelanggan harus bersiap menghadapi kemasan smartphone tanpa pengisi daya di dalamnya.
Sekadar informasi, paket penjualan di Redmi Note 11SE di India meliputi smartphone, kabel USB type C, SIM Ejector, case pelindung, panduan, dan kartu garansi.
Advertisement
5 Merek Smartphone dengan Pengapalan Tertinggi
Indonesia menjadi pasar smartphone terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan pangsa 37 persen pada periode kuartal kedua 2022 (Q2 2022). Menurut perusahaan riset pasar Canalys, pengapalan smartphone di Indonesia mencapai 9,1 juta unit pada Q2 2022.
Canalys menyebut, angka pengapalan smartphone di Indonesia antara lain didorong oleh skema bonus yang menarik pengguna, terutama di momen Ramadan dan Idul Fitri.
Perusahaan asal Korea Selatan Samsung memimpin pasar smartphone Indonesia dengan pangsa 20 persen. Sementara itu, di tempat kedua ada Vivo, yang menurut Canalys meningkatkan kapasitas mereka di saluran ritel dan online, sehingga membantu mereka meraih pangsa pasar 19 persen.
Oppo berhasil menggeser Xiaomi dari posisi ketiga dengan capaian pangsa pasar 18 persen. Sementara itu, Xiaomi harus berpuas diri turun ke posisi keempat dan terpaut sangat tipis dari Oppo dengan pangsa pasar 16 persen.
Di posisi kelima, yang sebelumnya ditempati oleh Realme, kini diduduki oleh Transsion, yang untuk pertama kalinya muncul ke daftar lima besar.
Canalys mengatakan bahwa capaian Transsion, yang merupakan perusahaan induk Infinix, antara lain berkat dorongan branding di saluran penjualan online mereka. Misalnya seri Infinix Hot, menurut catatan Canalys, mampu menarik konsumen dengan kisaran harga di bawah USD 200.
(Tin/Ysl)