Duh, Hacker Rusia Pakai ChatGPT untuk Lakukan Kejahatan Siber

ChatGPT kini sedang naik daun di kalangan pengguna, sayangnya popularitas tersebut malah dimanfaatkan hacker untuk melakukan kejahatan siber.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 20 Jan 2023, 09:30 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2023, 09:30 WIB
ChatGPT OpenAI
Cara daftar ChatGPT OpenAI. (Liputan6/com/ Yuslianson)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah hacker di Rusia berupaya mem-bypass batasan pada ChatGPT dan menggunakannya untuk tujuan jahat, yakni aktivitas kejahatan siber.

Berdasarkan studi dari perusahaan riset pasar di bidang keamanan IT, Check Point Research, belum lama ini mereka menemukan banyak topik di forum under-the-table. Di sini, para peretas membahas berbagai metode untuk mengakses ChatGPT.

Misalnya, obrolan tentang para peretas ini menggunakan kartu pembayaran curian untuk membayar akun pengguna di OpenAI, melewati batasan, dan memakai layanan SMS online semi-legal lokal.

Mengutip Gizchina, Jumat (20/1/2023), ChatGPT adalah chatbot AI baru yang mendapat perhatian karena begitu serbaguna dan memudahkan penggunanya. Meski begitu, ChatGPT tidak tersedia di semua negara di dunia.

Saat ini, pengguna dari Rusia, Belarusia, Tiongkok, Iran, Venezuela, dan lain-lain tidak bisa memakai layanan chatbot AI ini. Pengguna di Ukraina pun juga tidak bisa memakai layanan tersebut.

Check Point Research juga melihat ada sejumlah hacker yang memakai tool chatbot AI ini untuk membuat email phishing serta kode jahat di dalam file Office.

Beberapa hari lalu, pakar keamanan siber di Check Point Research juga melakukan pengujian tentang pembuatan kode jahat. Di mana, setelah pertanyaan sederhana, chatbot bisa menulis kode yang bisa dipakai sebagai malware.

Teknologi AI di ChatGPT Bikin Aktivitas Hacker Lebih Hemat Biaya

ChatGPT OpenAI
Cara pakai ChatGPT buatan OpenAI. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Sejauh ini OpenAI memang memberlakukan sejumlah batasan, sehingga peretas harus mengatasi lebih banyak kendala untuk mengakses ChatGPT karena perang di Ukraina. Namun, batasan-batasan ini tidak membuat hacker berhenti mencoba memanfaatkannya untuk tujuan jahat.

"Mem-bypass OpenAI yang membatasi akses ke ChatGPT untuk negara tertentu adalah hal yang mudah. Saat ini kami melihat peretas di Rusia mencoba melewati geofencing ChatGPT untuk tujuan jahat," kata para ahli keamanan siber.

Mereka juga meyakini, para peretas mencoba menggunaan ChatGPT untuk tujuan jahat. Apalagi, penjahat siber menyukai ChatGPT karena teknologi AI di belakangnya bisa membuat pekerjaan peretas lebih hemat biaya.

Saat ini, banyak hacker yang mencoba mendapatkan keuntungan dari popularitas tools yang kian meningkat ini. Misalnya, ada aplikasi di App Store yang berpura-pura menjadi chatbot.

Biaya langganan aplikasi ini sekitar USD 10 per bulan. Aplikasi serupa juga ditemukan di Google Play Store dengan biaya USD 15 per penggunaan.

 

Larangan Pakai ChatGPT

Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung. Kredit: Mohammad Rezaie via Unsplash

Sebelumnya, Microsoft disebut-sebut sedang bekerja untuk menambahkan teknologi kecerdasan buatan seperti ChatGPT yang dibuat OpenAI, untuk versi mesin pencari mereka yaitu Bing.

Laporan ini pertama kali didengungkan oleh The Information pada Selasa pekan ini, mengutip dua orang yang mengetahui secara langsung rencana tersebut.

Mengutip The Guardian, Sabtu (7/1/2023), fitur baru yang dikabarkan akan rilis sebelum akhir Maret 2023 ini, diharapkan dapat menantang mesin pencari Google.

Tahun lalu, melalui unggahan blog-nya, Microsoft memang sempat berencana mengintegrasikan perangkat lunak penghasil gambar dari software kreasi gambar Dall-E 2, ke Bing. Soal kabar ini, baik OpenAI maupun Microsoft menolak untuk berkomentar.

Pada 2019, Microsoft diketahui mendukung perusahaan artificial intelligence (AI) OpenAI yang berbasis di San Fransisco, dengan menawarkan pendanaan USD 1 miliar.

Keduanya telah membentuk kemitraan beberapa tahun, untuk mengembangkan teknologi superkomputer kecerdasan buatan, pada layanan cloud computing Microsoft Azure.

Sekadar informasi, OpenAI merupakan yayasan kecerdasan buatan yang salah satu pendirinya adalah Elon Musk. OpenAI menyebut kecerdasan buatan ini dikembangkan dengan berfokus pada kemudahan penggunaan.

"Format dialog memungkinkan ChatGPT menjawab pertanyaan tindak lanjut, mengakui kesalahannya, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan tidak pantas," tulis OpenAI dalam unggahan saat ChatGPT rilis.

ChatGPT Dirilis Gratis

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)
Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Berbeda dari kecerdasan buatan sebelumnya, ChatGPT dirilis untuk semua orang dan gratis selama masa percobaan. Perusahaan berharap umpan balik yang diberikan pengguna bisa meningkatkan kemampuan kecerdasan buatan ini.

Salah satu kemampuan ChatGPT yang menarik adalah bisa mengenali pertanyaan yang dibuat-buat dengan lebih baik. Sebagai contoh, kecerdasan buatan ini dapat menjawab pertanyaan mengada-ada seperti kapan Columbus tiba di Amerika pada 2015.

Pada versi terdahulu, sistem ini bisa menampilkan hasil penelusuran yang fiktif. Namun, ChatGPT dapat mengenali pertanyaan itu mengada-ada dan memperingatkan jawaban apa pun adalah fiktif. Selain itu, sistem ini juga mampu menolak untuk menjawab sebuah pertanyaan.

Misalnya, saat pengguna minta saran untuk mencuri mobil, kecerdasan buatan bisa menjawab 'mencuri mobil adalah kejahatan serius yang dapat menimbulkan konsekuensi parah', dan menyarankan untuk 'menggunakan transportasi umum'.

(Tin/Isk)

 

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya