Apple Catatkan Rekor Baru, Kini Punya 2 Miliar Perangkat Aktif

Bersama dengan laporan keuangan perusahaan kuartal pertama 2023, Apple mengungkap telah berhasil memiliki 2 miliar perangkat aktif di seluruh dunia.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 04 Feb 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2023, 13:00 WIB
Apple iPhone 14 dan iPhone 14 Plus
Spesifikasi dan harga iPhone 14 dan iPhone 14 Plus. (Doc: Apple)

Liputan6.com, Jakarta - Apple diketahui telah mencatat capaian baru soal jumlah pengguna perangkatnya. Berdasarkan catatan terkini, ada sekitar 2 miliar perangkat Apple yang aktif di seluruh dunia.

Dikutip dari The Verge, Sabtu (4/2/2023), perangkat Apple yang dimaksud meliputi iPhone, iPad, Mac, termasuk perangkat keras lainnya. Pencapaian ini sekaligus menunjukkan pertumbuhan Apple yang terbilang cepat dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai informasi, Apple berhasil mencapai 2 miliar perangkat aktif setelah sebelumnya mengungkap telah mencatatkan 1,8 miliar perangkat aktif sekitar setahun lalu. Raihan itu berhasil diraih berkat rekor penjualan perangkat Apple di 2021.

Pertumbuhan perangkat Apple yang aktif memang dilaporkan cukup signifikan, terutama sejak awal 2020, ketika perusahaan mencatatk ada 1,5 miliar perangkat aktif besutannya. Padahal, raihan 1 miliar perangkat aktif Apple baru terjadi di 2016.

"Selama kuartal di Desember, kami mencapai tonggak penting dan dengan gembira melaporkan kami sekarang memiliki lebih dari 2 miliar perangkat aktif," tutur CEO Apple Tim Cook saat perusahaan merilis pendapatan kuartal pertamanya.

Namun di sisi lain, laporan keuangan itu juga mengungkap pendapatan YoY perusahaan turun sekitar 5 persen, dan ini menjadi yang pertama sejak 2019. Dalam laporan tersebut, Apple diketahui berhasil mengantongi keuntungan USD 117,2 miliar (Rp 1,7 triliun).

Penurunan ini diyakini terkait penjualan iPhone, dimana awal November perusahaan yang dipimpin Tim Cook itu menyebutkan ada kendala terhadap iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max.

Pendapatan Apple Jeblok Gara-Gara Penjualan iPhone 14 Pro Seret

iPhone 14 Pro (Foto: Apple Newsroom)
iPhone 14 Pro (Foto: Apple Newsroom)

Kala itu, Apple memberitahukan pengguna harus menunggu lebih lama hingga duo iPhone 14 Pro tersebut mulai tersedia secara bebas di toko.

Akibatnya, pengguna Apple kesulitan mencari kedua iPhone 14 Pro tersebut di toko offline menjelang liburan Natal dan akhir Tahun.

Selain masalah pasokan dan konsumen yang berhati-hati saat belanja di tengah kondisi ekonomi serba tak pasti ini membuat pendapatan iPhone turun sebesar 8 persen.

"Saat kita terus menghadapi kondisi menantang, kami bangga memiliki jajaran produk dan layanan terbaik," ucap CEO Apple Tim Cook, dalam pernyataan resminya, Jumat (3/2/2023).

Dia menambahkan, "Seperti biasa, kami tetap fokus pada jangka panjang dan memimpin dengan nilai-nilai dalam segala hal yang kami biasa lakukan."

Penundaan iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max ini terkait erat dengan pembatasan ketat yang terjadi pada Foxconn, pabrik perakit iPhone di Tiongok.

Pada saat itu, para pekerja sempat bentrok dengan polisi selama protes dimana karyawan tidak puas dengan bayaran dan kondisi kerja akibat pembatasan Covid-19.  

Bisnis Apple Anjlok

Kantor Apple
Kantor Apple

CEO Apple Tim Cook menuturkan, ada tiga faktor yang memukul kinerja keuangan antara lain dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat, masalah produksi di China yang berdampak terhadap iPhone 14 pro dan iPhone 14 Pro Max dan makro ekonomi secara keseluruhan.

"Faktor ketiga, menurut saya hanyalah lingkungan makro ekonomi yang menantang, dan Anda akan mendengarnya dari, menurut saya, semua orang,” ujar Cook kepada CNBC, dikutip dari laman CNBC, Jumat (3/2/2023).

Berikut kinerja Apple vs konsensus Refinitiv:

  • EPS: USD 1,88 vs USD 1,94 (perkiraan), turun 10,9 persen YoY.
  • Pendapatan: USD 117,15 miliar vs USD 121,10 miliar (perkiraan), turun 5,49 persen YoY.
  • Pendapatan iPhone: USD 65,78 miliar vs USD 68,29 miliar (perkiraan), turun 8,17 persen YoY.
  • Pendapatan Mac: USD 7,74 miliar vs USD 9,63 miliar (perkiraan), turun 28,66 persen YoY.
  • Pendapatan iPad: USD 9,4 miliar vs USD 7,76 miliar (perkiraan), naik 29,66 persen YoY.
  • Pendapatan produk lainnya: USD 13,48 miliar vs USD 15,23 miliar (perkiraan), turun 8,3 persen YoY.
  • Pendapatan jasa: USD 20,77 miliar vs USD 20,67 miliar (perkiraan), naik 6,4 persen YoY.
  • Margin kotor: 42,96 persen vs 42,95 persen (perkiraan).

Apple tidak memberikan panduan untuk kuartal saat ini yang berakhir pada Maret. Perseroan belum memberikan panduan sejak 2020, awalnya disebabkan pandemi COVID-19. Analis memperkirakan perusahaan akan catat penjualan sekitar USD 98 miliar pada kuartal kedua tahun fiskal perusahaan.

Dolar AS Menguat Tekan Apple

Apple Store
Apple Store. Kredit: Michael Gaida via Pixabay

Akan tetapi, Apple menawarkan beberapa poin data mengenai harapan kinerja. Chief Financial Officer Luca Maestri menuturkan, pendapatan kuartal Maret 2023 akan memiliki tren penurunan yang sama dengan kuartal Desember 2022.

“Jasa diharapkan tumbuh, tetapi penjualan Mac dan iPad keduanya diperkirakan menurun dua digit dari periode tahun sebelumnya. Penjualan iPhone akan berkurang lebih sedikit pada kuartal Maret versus Desember,” tambah Apple.

Kuartal tersebut merupakan kegagalan yang mengejutkan oleh Apple, dan pertama kali labanya meleset dibandingkan harapan konsensus dalam hampir tujuh tahun. Fakatnya itu hanya kehilangan pendapatan kedua sejak Agustus 2017, dengan penjualan lebih dari tiga persen di bawah harapan konsensus.

Ini juga mewakiliki kemunduran dari kesuksesan Apple selama dua tahun terakhir didorong kebutuhan akan komputer baru untuk bekerja dan sekolah dari rumah. Kinerja tersebut menurupakan penurunan pendapatan kuartalan YoY Apple sejak 2019, dan penurunan pendapatan kuartalan tahunan terbesar sejak September 2016.

Kepada CNBC, Cook menuturkan, kinerja yang meleset sebagian karena dolar AS yang menguat. Ia mengatakan, Apple tumbuh di sebagian pasar.

Cook menambahkan, pasokan iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Max berkurang signifikan selama kuartal tersebut yang berarti lebih sedikit ponsel untuk dijual ke pelanggan. Pabrik perakitan iPhone utama di China dipengaruhi oleh penguncian COVID-19 selama kuartal tersebut. Ini peringatan yang diberikan kepada investor sejak November.

“Kami mengeluarkan pembaruan tentang itu pada 6 November dan itu berlangsung hingga sebagian besar pada Desember,” ujar Cook.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya