Liputan6.com, Jakarta - Target yang dibebankan kepada timnas Voli Indonesia pada nomor putra Asian Games 2018 terbilang cukup berat. Dengan minimnya persiapan, mereka tetap diminta untuk mempersembahkan medali perunggu.
Sejatinya, ini adalah kali pertama timnas Voli Indonesia kembali tampil di Asian Games. Sebelumnya, terakhir kali mereka tampil pada Asian Games 1986. Saat itu, mereka finis di urutan ke-10.
Advertisement
Baca Juga
Untuk kali ini, mereka dituntut meraih medali perunggu. Saat dihubungi Liputan6.com, Rendy Tamamilang, salah satu pilar andalan Timnas Voli Indonesia, mengatakan target itu terbilang cukup berat mengingat persiapan yang dilakukan tim.
Menuju Asian Games 2018, baru sekali mereka menjalani try out di Vietnam. Sisanya, mereka lebih banyak menghabiskan waktu berlatih di Padepokan Voli, Sentul. Hal itu yang jadi alasan mengapa Rendy menyebut persiapan tim sangat minim.
"Sebenarnya jangan seperti ini, terlalu banyak latihan. Harus banyak bermain di luar negeri biar tahu perkembangan voli di sana. Persiapan pun sangat mepet, hanya enam bulan. Sedangkan lawan, meski tak tampil dalam kejuaraan, mereka tetap try out," ujar Rendy.
Ajang Pembuktian
Meski begitu, persiapan yang mepet ini justru memberikan motivasi tambahan untuk Timnas Voli Indonesia. Menurutnya, Asian Games 2018 jadi kesempatan mereka agar voli mulai mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
"Kalau dari segi kualitas, latihan, jam terbang, lawan lebih unggul. Begitu juga dengan fasilitas latihan. Tapi ini justru jadi semangat untuk kami. Kami harus bisa seperti mereka. Jika ingin seperti mereka, kami harus merebut medali sebagai pembuktian," jelasnya.
Untuk tim putra, Indonesia tergabung di Grup A bersama Arab Saudi dan Kirgistan. Total ada 20 tim yang mengikuti cabor voli putra. Itu termasuk tim-tim kuat seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.
Advertisement
Perasaan Bangga
Terlepas dari hasil yang nanti diraih, Rendy mengaku tidak sabar segera beraksi di Asian Games 2018. Ia yakin bahwa masyarakat Indonesia akan memberikan dukungan setiap mereka berlaga.
"Saya pribadi tak merasa terbebani. Ini juga kesempatan untuk mencetak sejarah. Justru kami siap main lepas. Jadi sebuah keuntungan karena bermain di rumah sendiri, didukung ribuan suporter. Perasaan saya pun bakal campur aduk, bangga pastinya," ia menambahkan.