Jakarta - Timnas Korea Selatan U-23 melangkah ke semifinal cabang olahraga sepak bola putra Asian Games 2018 dengan susah payah. Melawan Uzbekistan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Senin (27/8/2018), the Taeguk Warriors butuh 120 menit untuk memastikan kemenangan.
Dua tim bermain sama kuat 3-3 di waktu normal pertandingan sehingga harus dilanjutkan 2x15 menit dalam babak perpanjangan.
Skor masih 3-3 setelah melewatkan 15 menit pertama. Saat menjalani 15 menit kedua di babak perpanjangan waktu, Korsel, yang berstatus juara bertahan sepak bola Asian Games, mendapat hadiah penalti setelah Hwang Ui-jo dijatuhkan pemain lawan di kotak penalti.
Advertisement
Striker Red Bull Salzburg, Hwang Hee-can, mengambil beban itu pada menit ke-118. Jika berhasil memanfaatkan penalti dan menjaga keunggulan, Korsel bisa menghindari pertandingan berlanjut ke adu penalti.
Korsel bisa menuntaskan pertandingan dengan kemenangan sekaligus mendapat tiket tampil di semifinal, yang berarti asa mempertahankan medali emas, jadi selangkah lebih dekat.
Momen penalti itu ternyata tak hanya berat buat Hwang sebagai eksekutor penalti, melainkan bagi sang kapten tim, Son Heung-min.
Dalam sebuah foto, Son terlihat membelakangi gawang Uzbekistan, persis di saat Hwang mengambil penalti. Ia menunduk, kedua tangannya menutupi kedua matanya.
Hwang berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Timnas Korea Selatan U-23 menang 4-3 secara dramatis.
Seusai pertandingan, Son membenarkan ia tak sanggup melihat momen itu. Bahkan, pada awalnya, Son yang diplot jadi algojo. Namun, ia mengizinkan Hwang mengambil kesempatan itu.
"Hwang Hee-chan bilang dia percaya diri dan siap. Saya suka Hee-chan, tapi akhir-akhir ini dia mengalami masa sulit, jadi saya bilang padanya untuk mengambil penalti itu. Saya tak melihat penaltinya. Tapi, saya bangga padanya," kata Son seperti dikutip dari Yonhap, Senin (27/8/2018).
Beban di Asian Games 2018
Setelah penalti itu, Son kembali menunjukkan profesionalismenya. Ia meminta rekan-rekannya untuk tidak sering tergeletak di lapangan, ditengarai untuk mengulur waktu. "Saya berteriak-teriak pada mereka untuk bangun," katanya.
"Meski saya tergolong pemain veteran di tim ini, saya juga banyak belajar dari mereka. Meski terkadang saya memarahi mereka, mereka tak masalah, mereka menganggap itu sebagai masukan antarpemain," imbuhnya.
Son juga mengakui laga kontra Uzbekistan berjalan sulit buat dirinya dan rekan satu tim di Timnas Korea Selatan U-23.
"Laga ini mengingatkan kemenangan kami, juga melawan Uzbekistan, pada Piala Asia 2011. Laga yang berat, saya ingin berterima kasih pada teman-teman yang sudah menjalankan tugas dengan baik," kata pemain 26 tahun itu.
Son jadi sorotan di Asian Games 2018 karena kebersamaannya bersama Timnas Korea Selatan U-23, satu di antaranya digunakan dirinya untuk lolos dari kewajiban melakoni wajib militer yang berdurasi hingga dua tahun lamanya.
Padahal, bulan lalu ia meneken perpanjangan kontrak selama lima tahun dengan Tottenham Hotspur. Satu-satunya cara lepas dari wamil adalah dengan meraih medali emas Asian Games 2018, atau medali emas Olimpiade (yang baru digelar 2020 di Tokyo).
Alhasil, memenangi medali emas Asian Games 2018 jadi penting tak hanya buat Timnas Korea Selatan U-23 melainkan juga buat Son Heung-min dan Spurs.
Advertisement
Son Jeri
Son Heung-min couldn't look as South Korea won the match 4-3 pic.twitter.com/2fyXqQpJ0B
— 101 Great Goals (@101greatgoals) August 27, 2018