Liputan6.com, Jakarta Lembaga Pemeringkat, Fitch Ratings Indonesia menyatakan Indonesia harus membenahi beberapa pekerjaan rumah dari sisi fiskal dan reformasi birokrasi. Hal itu bisa mendongkrak rating Indonesia dari posisi saat ini BBB- (Triple B Minus) dengan Outlook Stabil.
Presiden Direktur, Country Head Indonesia, Fitch Ratings Baradita Katoppo mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memperoleh rating BBB- selain India dan Filiphina.
"Saat ini, rating Indonesia stabil belum ada alasan kita untuk upgrade dan downgrade. Kadang-kadang kita keluarkan rating outlook dulu, lalu positif dan akhirnya di-upgrade. Bisa juga langsung upgrade," jelas dia di Jakarta, Kamis (13/3/2014).
Baradita mengakui, banyak pertimbangan untuk menentukan rating dari sebuah negara, termasuk Indonesia. Dia menyebut, pertimbangan itu antara lain, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tingkat utang dari Produk Domestik Bruto (PDB), kebijakan fiskal dan defisit fiskal defisit terhadap PDB.
"Dari sisi debt PDB to fiscal PDB, Indonesia sangat visible dibandingkan negara-negara pierce itu dan negara peraih rating triple B yang lain," ujarnya.
Hanya saja, dia menilai, pemerintah Indonesia harus konsen untuk membenahi beberapa PR krusial, yakni penerimaan pajak, pendapatan per kapita, infrastruktur dan persepsi atas korupsi.
"Penerimaan pajak Indonesia terhadap PDB masih sekitar 20%, padahal rata-rata negara triple B sudah di atas 50%. Begitupula dengan pendapatan per kapita Indonesia yang rendah di bawah US$ 4.000, sedangkan rata-rata negara triple B lain US$ 9.000," papar dia.
Baradita menyadari bahwa perlu kerja keras untuk menyelesaikan PR tersebut walaupun membutuhkan waktu cukup lama. "Memang perlu waktu untuk membereskan masalah ini, tapi kita percaya Indonesia bisa karena punya rata-rata pertumbuhan ekonomi tinggi dan stabil, sehingga pendapatan per kapita perlahan bisa naik," pungkas dia.
Mau Naik Peringkat, RI Wajib Bereskan Pekerjaan Rumah
Fitch Ratings Indonesia menyatakan Indonesia harus membenahi beberapa pekerjaan rumah dari sisi fiskal dan reformasi birokrasi.
diperbarui 13 Mar 2014, 15:07 WIBDiterbitkan 13 Mar 2014, 15:07 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 Energi & TambangHarga Emas Cetak Rekor Termahal, Masih Terus Naik Lagi
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Anggaran Kena Pangkas, KPK Kurangi Barang Cetakan hingga Gelar Pertemuan Daring
Presiden Prabowo Bakal Evaluasi PSN, LAM Minta Legislator dan Senator Jembatani ke Istana
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 6 Februari 2025
Putusan Dismissal Sengketa Pilkada 2024 Hari Pertama: 138 Gugur, 20 Lanjut Sidang
4 Film Indonesia yang Bakal Tayang Lebaran 2025, Film Animasi hingga Drama
Mengapa Allah Tidak Merahasiakan Malam Nisfu Sya'ban seperti Lailatul Qadar?
Kalau Sedang Tak Punya Uang dan Gelisah, Solusinya Datanglah ke Kuburan Kata Gus Baha, Begini Hikmahnya
MK Tolak Gugatan Danny Pomanto-Azhar Arsyad Terkait Pilgub Sulsel 2024
Mengenal Rip Current, Arus Balik di Pantai yang Bisa Mematikan
Polri, KPK dan Kejagung Serentak Usut Kasus Pagar Laut Tangerang, Bakal Tumpang Tindih?
Ilmuwan Kembangkan AI untuk Prediksi Badai Matahari
MK Kabulkan Penarikan Gugatan Pilgub Kalteng 2024