Visi Misi Ekonomi Kedua Capres Sama Kuat?

Kedua calon presiden dinilai memberikan visi misi ekonomi sama untuk kemandirian ekonomi.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jun 2014, 11:03 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2014, 11:03 WIB
debat capres
(ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Liputan6.com, Jakarta - Kedua calon Presiden dan Wakil Presiden telah saling berhadapan menyampaikan pandangan mereka mengenai pembangunan demokrasi, pemerintahan yang bersih dan negara hukum. Hari ini, kedua calon presiden (Capres) akan kembali berhadapan untuk menyampaikan pandangannya mengenai pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Lalu apa kata Ekonom soal visi misi ekonomi dari kedua capres tersebut?

Ekonom Econit, Hendri Saparini menilai, visi misi ekonomi yang disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) oleh kedua capres yaitu Joko Widodo dan Prabowo lebih kepada jargon semata. Kedua capres itu dinilai masing-masing memberikan janji sama mengenai kemandirian ekonomi mulai dari pangan, energi dan kesejahteraan sosial.

Akan tetapi, kedua capres itu tidak memberikan penjelasan lebih detil mengenai bagaimana cara untuk menggapai kemandirian itu. Hendri mencontohkan, kedua capres tidak menawarkan bagaimana cara untuk mengendalikan harga pangan. Lalu soal pembiayaan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk pembangunan ekonomi.

“Pembiayaan APBN ini nanti akan berasal dari mana? Selama ini penerimaan pajak saja di bawah target. Apakah mau utang? Nah kedua capres itu menolak penggunaan utang,” ujar Hendri, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (15/6/2014).

Oleh karena itu, Hendri mengharapkan, pada debat capres soal pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial ini, kedua capres dapat memberikan penjelasan lebih detil untuk melakukan visi misi ekonominya.

Saat ditanya mengenai, siapa yang lebih unggul untuk visi misi pembangunan ekonomi dan melihat latar belakang capres itu, Hendri enggan untuk menjawab.

Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri, Andri Asmoro menilai, ada tiga hal utama yang harus diperhatikan oleh pemerintahan baru terutama dalam bidang ekonomi.

Pertama, reformasi energi terutama kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut Andri, perlu ada pemimpin yang berani untuk menekan subsidi energi mengingat anggaran subsidi hampir Rp 300 triliun atau sekitar 30 persen dari total anggaran APBN.

Kedua, transformasi struktural industri. “Tenaga kerja banyak di industri dan pertanian, pemerintahan baru harus memikirkan cara bagaimana untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan industri,” tutur Andri.

Ketiga, pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, Andri mengharapkan, kedua capres itu memberikan penjelasan detil mengenai priotitas jangka pendek untuk pembangunan ekonomi terutama energi.  (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya