Pemerintah Masih Ragu Freeport Bangun Smelter?

PT Freeport Indonesia dinilai hanya baru memberikan pernyataan dan membayar jaminan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Jun 2014, 08:30 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2014, 08:30 WIB
wamenkeu
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Bambang Brodjonegoro mengatakan ingin memperoleh keseriusan dari perusahaan tambang, khususnya PT Freeport Indonesia dalam membangun pabrik pemurnian mineral (smelter) di Indonesia.

Komitmen tersebut akan menentukan percepatan pemberian izin ekspor serta keringanan bea keluar (BK) bagi perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat (AS) itu. Revisi BK akan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang diteken oleh Menkeu Chatib Basri.

"Tapi masih ada yang harus diselesaikan, terutama dengan Freeport. Kita ingin jelas, bahwa BK terkait smelter. Mereka benar-benar bangun smelter nggak," ujar Bambang di Jakarta, seperti ditulis Kamis (19/6/2014).

Dia mengaku, saat ini komitmen Freeport baru sebatas pernyataan dan berencana membayar uang jaminan atas pembangunan smelter. "Sekarang baru statement, membayar jaminan. Kita ingin dapat keyakinan lebih smelter akan terbangun. Kepastian riilnya," paparnya.

Seperti diketahui, Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengungkapkan, pemerintah meminta kepastian dari Freeport untuk membangun smelter. Hal ini harus dibuktikan dengan jaminan uang dari total investasi pendirian smelter.

"Kami bicarakan kepastian pembangunan smelter dengan guarantee bank sehingga mereka punya jaminan finansial dan akhirnya mau membangun," ucap dia.

Jaminan tersebut, kata Hidayat merupakan syarat atau kriteria yang harus dipenuhi Freeport apabila meminta kelonggaran BK progresif.

"Dia minta kelonggaran BK karena dia sudah pasti akan membangun, tapi kalau sudah memenuhi syarat. Misalnya memberi uang jaminan 5% dari US$ 2,3 miliar, yaitu sekitar US$ 115 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun (asumsi kurs Rp 11.632 per dolar Amerika Serikat) ditaruh di bank. Kalau tidak dibangun, uangnya akan hilang," terang dia.

BK, tambah Hidayat, akan otomatis hilang atau nol persen jika Freeport sudah membangun smelter. Pembangunan smelter diperkirakan rampung tiga tahun mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Rozik Boedioro Soetjipto mengaku akan membangun smelter di Gresik, Jawa Timur.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya