Pilpres Goyang Pasar Perkantoran RI

Penyewa gedung cenderung menunggu hingga pemilihan presiden selesai sehingga berdampak terhadap permintaan pasokan perkantoran.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 16 Jul 2014, 20:45 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2014, 20:45 WIB
Ilustrasi Proyek Konstruksi
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Semarak pemilihan presiden ternyata ampuh menggoyang pasar keuangan hingga pasar properti di Tanah Air. Terbukti, pertumbuhan pasar perkantoran di Indonesia juga ikut mengalami perlambatan dilanda pesta demokrasi yang digelar lima tahun sekali tersebut.

"Kebanyakan penyewa existing di pasar perkantoran CBD Jakarta masih mengambil sikap wait and see hingga pemilihan presiden  (Pilpres) selesai. Itu berdampak pada perlambatan pengambilan keputusan para penyewa existing," terang Direktur Pelaksana PT Cushman & Wakefield, David Cheadle, dalam acara Interactive Discussion of Jabodetabek Property Market Updates Q2 2014 di Jakarta, Rabu (16/7/2014).

Selain itu, David melihat adanya perlambatan permintaan dan transaksi di pasar perkantoran akibat tidak adanya pasokan baru selama kuartal II-2014. Dalam kurun waktu tersebut, jumlah penyerapan lahan perkantoran tercatat hanya sebesar 1.100 m2.

"Karena zero supply, harganya masih sangat tinggi. Dalam enam bulan pertama transaksi dan relokasi masih sangat soft, juga karena kurangnya lahan di pasar," terang David.

Angka penyerapan lahan yang berjumlah hanya 1.100 m2 merupakan penyerapan terendah per kuartal yang tercatat di pasar perkantoran CBD Jakarta.

"Terutama di perkantoran grade-B yaitu Sequiz Plaza dan CIMB Niaga Plaza yang sedang dipersiapkan untuk pembongkaran dan pembangunan tahun depan," jelas Head of Reasearch & Advisory PT Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo.

Selain faktor pilpres, David juga menilai, rendahnya ketersediaan lahan juga memicu perlambatan permintaan dan transaksi lahan di Ibu Kota. Meski demikian, peningkatan mungkin akan terjadi di semester akhir 2014.

"Setelah Juli atau setelah Lebaran kemungkinan akan ada perubahan yang cukup signifikan menuju 2015," tandasnya.

Sebaliknya, tahun pemilu tidak memberi banyak pengaruh terhadap tingkat huni masyarakat. Selain itu, pilpres juga tak berdampak besar pada tingkat huni apartemen sewa di Jakarta. (Sis/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya