Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki ledakan yang mengakibatkan kebakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kanci, Cirebon, Jawa Barat.
Seperti yang dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Minggu (28/9/2014). Tim investigasi tersebut berasal dari Direktorat Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian ESDM.
"Direktorat Jenderal Ketengalistrikan, kemarin pagi memberangkatkan Tim Inspeksi Ketenagalistrikan untuk melakukan penyelidikan terkait dengan kejadian ledakan tersebut," tulis situs tersebut.
Tim inspeksi yang diberangkatkan sebanyak tiga orang inspektur ketengalistrikan. Tim akan langsung menuju lokasi PLTU untuk melakukan inspeksi menyeluruh terkait dengan ledakan melakukan pertemuan dengan operator PLTU tersebut.
PLTU Cirebon berkapasitas 1 x 660 MW di atas lahan seluas 150 ha, terletak 10 km sebelah timur Kota Cirebon, Jawa Barat. PLTU itu meledak dan terbakar Jumat 26 September 2014 sekitar pukul 13.00 WIB.
PLTU berinvestasi mencapai US$ 877 juta tersebut diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Energi dan Sumber daya Mineral, Jero Wacik pada 18 Oktober 2012. PLTU Cirebon dibangun dengan skema Independent Power Producer (IPP) oleh konsorsium Indika Energy Tbk, Marubeni Corporation, Korea Midland Power Company, dan Santan Co. Ltd.
Dari sisi teknologi, proyek ini merupakan pioner dalam penggunaan supercritical boiler technology yang mampu mengolah batu bara dengan kalori rendah yang banyak tersebar di Indonesia secara efisien.
Emisi buang yang dihasilkan PLTU Cirebon juga jauh di bawah ambang batas. Dengan teknologi sistem pendingin cooling tower, sistem sirkulasi airnya juga lebih ramah lingkungan. (Pew/Ahm)