Buruh Beberkan Alasan Terus Menuntut Pemerintah

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan alasan buruh selalu menuntut pemerintah

oleh Septian Deny diperbarui 10 Des 2014, 09:45 WIB
Diterbitkan 10 Des 2014, 09:45 WIB
Ribuan Buruh Tangerang Demo Lagi Tutup Akses Tol Bitung
Ribuan buruh Tangerang lakukan aksi demo di depan Pintu Tol Bitung, Jalan Raya Serang KM 9, Kabupaten Tangerang.

Liputan6.com, Jakarta - Meski Indonesia telah mengalami pergantian pemerintahan, namun isu-isu perjuangan buruh dinilai tidak banyak mengalami perubahan.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, tuntutan upah yang layak masih menjadi isu perjuangan utama kaum buruh disaat perekonomian Indonesia saat ini telah menempati peringkat 10 dunia yang diukur dari besarnya Produk Domestik Bruto (PDB) dan daya beli masyarakatnya.

"Ekonomi kita bahkan diprediksi akan tembus nomor 7 dunia pada 2025. Karenanya, sangat rasional ketika para buruh dan masyarakat sipil meminta redistribusi kesejahteraan," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Dia menjelaskan, alasan pihaknya memilih cara jalanan seperti menggelar aksi unjuk rasa dan mogok nasional untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi buruh lantaran bupati dan pejabat daerah lainnya tersandera oleh kekuatan ekonomi sehingga terjadi kebuntuan akan adanya solusi.

"Jadi pergerakan buruh lebih memilih perjuangan pergerakan jalanan," lanjutnya.

Belum lagi, lanjut Said Iqbal, isu soal jaminan kesehatan, di mana secara implementasi program tersebut dinilai masih banyak kekurangan. Masih banyak pasien pengguna BPJS yang ditolak oleh rumah sakit.

Ironi lagi, isu jaminan pensiun saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut serta ditambah dengan permasalahan tenaga kerja alih daya atau outsourcing di perusahaan-perusahaan BUMN yang masih menyisakan banyak masalah.

"Dimana sistem outsourcing di BUMN begitu marak. BUMN itu bisa disebut raja outsourcing," tandasnya. (Dny/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya