Jurus Menteri Susi Tekan Biaya Pakan Perikanan Budidaya

Biaya pakan merupakan merupakan biaya tertinggi dalam usaha budidaya air tawar.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 22 Feb 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2015, 18:00 WIB
Susi Pudjiastuti
Ilustrasi Susi Pudjiastuti (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berupaya menurunkan harga pakan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya mengingat selama ini biaya pakan merupakan biaya tertinggi dalam usaha budidaya air tawar.

Salah satu cara dilakukan dengan memenuhi kebutuhan bahan baku lokal melalui Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI). Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, upaya yang ditempuh tersebut diharapkan dapat berkontribusi pada pemenuhan target produksi perikanan nasional dan peningkatan kesejahteraan pembudidaya ikan.

Selain ditingkatkan kuantitasnya, perikanan budidaya juga dituntut untuk menjaga kualitas produksinya secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. GERPARI menjadi penting dan strategis karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku pakan ikan impor dan mendorong peningkatan penggunaan bahan baku lokal.

"Sehingga pembudidaya menjadi lebih mandiri dan mempunyai tingkat pendapatan lebih baik yang ujung-ujungnya akan secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Susi dalam keterangan yang diterbitkan, Minggu (22/2/2015).

Susi mengungkapkan, target produksi 2015 yang telah ditetapkan sebesar 17,9 juta ton terdiri dari ikan 7,6 juta ton dan rumput laut basah sebesar 10,3 juta ton. Data sementara produksi perikanan budidaya tahun 2014 baik rumput laut dan ikan/udang sebesar 14,52 juta ton. Kebutuhan pakan ikan/udang untuk memenuhi target produksi itu sebesar 8,72 juta ton.

"60 persen merupakan kebutuhan pakan ikan air tawar seperti ikan mas, nila, gurame, patin dan lele," ujar Susi.

Dari total produksi ikan budidaya, 60 persen di antaranya dipasok dari komoditas ikan air tawar. "Harus ada kemandirian dalam upaya swasembada ikan. Sehingga kualitas produk perikanan budidaya khususnya komoditas ikan air tawar harus tahan dan kuat dalam menghadapi fluktuasi harga dan nilai tukar rupiah," tutur Susi.

Susi mengatakan, pertemuan dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) telah menyepakati kalau GPMT akan menurunkan harga pakan ikan Rp 1.000 per kilo gram dalam waktu dekat.

Susi menambahkan, biaya pakan merupakan biaya tertinggi dalam usaha budidaya air tawar. Diharapkan biayanya dapat diturunkan di bawah 60 persen dari total biaya produksi.

Penurunan harga pakan diharapkan akan mendorong pembudidaya untuk lebih bersemangat dalam melakukan usaha budidaya perikanan. Penurunan harga pakan akan mendorong peningkatan investasi dan mendorong peningkatan produksi sekaligus meningkatkan produksi pakan ikan itu sendiri.

Selain itu, pemerintah juga telah membebaskan bea masuk bahan baku pakan seperti tepung ikan. Pemerintah juga mendorong tumbuhnya pabrik tepung ikan di dalam negeri, dan akan menghentikan ekspor tepung ikan ke luar negeri.

"KKP juga akan mendorong produksi bahan baku pakan non tepung ikan sebagai subsititusi tepung ikan. Salah satunya dengan mengajak BUMN untuk mendukung produksi maggot dari limbah kelapa sawit," kata Susi. (Ndw/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya