Janji Jokowi Siap Ditelepon Jika Investor Punya Masalah Investasi

Di hadapan 700 peserta WEF yang mayoritas pengusaha asing, Jokowi kembali meyakinkan dirinya akan membawa Indonesia lebih baik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Apr 2015, 19:45 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 19:45 WIB
Jokowi Pamer Masyarakat Indonesia Cukup Pintar
Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke lima di Asia, kita juga menjadi negara kunci di G-20.

Liputan6.com, Jakarta- Indonesia untuk kesekian kalinya menjadi tuan rumah ajang World Economic Forum‎ yang digelar di Hotel Shangrila, Jakarta pada Senin (20/4/2015) ini.

Tak mau melewatkan kesempatan bertemu dengan ribuan pengusaha‎, Jokowi kembali mempromosikan potensi investasi Indonesia untuk kedepannya.

Di hadapan 700 peserta diskusi yang mayoritas pengusaha asing, Jokowi kembali meyakinkan dirinya akan membawa Indonesia lebih baik dan terus bertahan dalam menghadapi gejolak ekonomi global yang terjadi sekarang ini.

‎"Oleh karena itu saya berdiri di sini mengundang anda untuk ikut bersama saya dan warga saya untuk perjalanan dan petualangan luar biasa untuk mendapat profit yang luar biasa. Dan jika anda punya masalah, telepon saya, sekali lagi, telepon saya‎," ujar Jokowi.

Berbeda dengan sebelumnya yang mempromosikan potensi Indonesia dengan program-program pembangunan infrastruktur dalam masa pemerintahannya.

Kali ini model promosi Jokowi dengan memaparkan sejarah kesuksesan Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi dari tahun ke tahun.

‎"Kita bicara kebelakang, setelah tahun 1980 harga minyak hancur dan Indonesia menjadi negara industri, setelah 15 tahun kita membangun diri di bidang tekstil dan garmen, dan industri mebel, kertas, dan industri kimia, masih banyak yang lain," cerita Jokowi.

Kinerja keras Indonesia untuk melewati masa tersebut diakui Jokowi cukup berhasil. Namun kenyataan kembali menghadapkan Indonesia dalam krisis ekonomi yang terjadi di tahun 1998.

Saat itu harga minyak dunia melambung tinggi, sedangkan likuiditas dari luar negeri juga sangat terbatas. Diceritakan Jokowi, saat itu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terdepresiasi sangat tinggi.

Namun kembali dipaparkan, Indonesia berhasil melewati itu dengan menjadikan Indoensia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia. Hal itu yang menjadikan daya tarik Indonesia bagi investor asing. (Yas/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya