Musim Tak Menentu, Harga Cabai & Bawang Naik Rp 5.000/Kg

Kondisi musim yang tak menentu seperti sekarang ini mengerek harga bahan pangan, seperti cabai dan bawang

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Mei 2015, 10:10 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2015, 10:10 WIB
Ilustrasi Harga Cabai
Ilustrasi Harga Cabai

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi musim yang tak menentu seperti sekarang ini mengerek harga bahan pangan, seperti cabai dan bawang di awal pekan hingga Rp 5.000 per kilogram (kg). Hujan kerap datang di saat musim kemarau‎ sehingga berpengaruh terhadap tanaman pertanian.

Salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Bojong, Rawa Buaya, Jakarta Barat, Ari (52) mengungkapkan, komoditas cabai dan bawang mengalami perubahan harga sejak tiga hari lalu. Terjadi kenaikan cukup tinggi.

"Karena musim yang enggak menentu, harga jual cabai dan bawang sudah naik antara Rp 3.000 sampai Rp 5.000 setiap kilonya," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (4/5/2015).

Pria yang sudah berjualan sayur mayur sejak 10 tahun lalu ini menyebut, kenaikan harga cabai rawit merah dari Rp 25 ribu menjadi Rp ‎30 ribu per kg, cabai rawit hijau menjadi Rp 20 ribu per kg dari sebelumnya dibanderol Rp 15 ribu per kg. Cabai kriting merah dijual seharga Rp 30 ribu dari Rp 25 ribu setiap kilo.

"Yang paling tinggi kenaikannya adalah cabai merah besar jadi Rp 50 ribu per kg sekarang ini dari sebelumnya cuma Rp 30 ribu. Cabai merah besar biasanya untuk bikin masakan balado supaya enggak terlalu pedas dan digunakan buat hiasan makanan," ujar Ari.


Ilustrasi pedagang sayur (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Sementara harga jual bawang, diakuinya rata-rata meningkat Rp 4.000 per kg. Contohnya bawang merah dari dijual Rp 28 ribu menjadi Rp 32 ribu, bawang putih Rp 24 ribu atau naik dibanding sebelumnya Rp 20 ribu per kg. Sedangkan harga tomat pun ikut melambung dari Rp 8.000 menjadi Rp 12 ribu.

"Penyebabnya karena faktor musim enggak bisa diprediksi, hujan padahal ini paska panen jadi tanaman yang baru ditanam rusak. Juga akibat banjir di Pantura kemarin bikin barang enggak bisa masuk. Lalu pengaruh dari ongkos transportasi," terang Ari asal Pekalongan itu.

Kenaikan harga ini, dia bilang sangat membebani keuangan masyarakat seiring pelemahan daya beli konsumen. Maklus saja, Ari menjelaskan, kaum hawa khususnya para ibu rumah tangga harus mengatur pengeluaran dengan bijak termasuk untuk urusan dapur demi biaya sekolah anak.

"Musim anak-anak sekolah memang agak sepi, daya beli masyarakat turun. Jadi ibu-ibu harus pandai atur pengeluaran," tambahnya.

Kondisi tersebut tentu saja membuat penjualan sayur mayur ikut merosot. Dari semula Ari mampu menjual sebanyak 3 kg cabai dan bawang, kini hanya 2 kg‎. Omzet pun terimbas dengan hanya membawa pulang Rp 1 juta per hari dari kondisi sedang ramai bisa lebih dari itu. (Fik/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya