Kedelai Grobogan Diklaim yang Terbaik di Dunia

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Srie Agustina, mengungkapkan, produksi kedelai lokal saat ini hanya sekitar 995 ribu ton.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Mei 2015, 19:40 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2015, 19:40 WIB
Kedelai

Liputan6.com, Jakarta - ‎Indonesia saat ini masih mengimpor kedelai dari beberapa negara lain. Namun tahukah Anda bahwa kedelai hasil produksi Indonesia tidak kalah dari produk luar negeri?

‎Bupati Grobogan, ‎Bambang Pudjiono mengaku, produksi kedelai asal wilayahnya merupakan salah satu kedelai unggulan yang mampu bersaing dengan produk dari luar negeri terutama dari negeri Paman Sam.

"Perlu diketahui, kedelai dari Grobogan itu lebih baik dari hasil Amerika, jadi bisa dikatakan kedelai grobokan itu terbaik di dunia," kata Bambang di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (4/5/2015).

Untuk itu dirinya meminta kepada Pemerintah untuk membantu daerahnya untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi kedelai. Kabupaten Grobogan pernah ‎dinobatkan sebagai daerah sentra penghasil kedelai di wilayah regional Jawa Tengah maupun di tingkat nasional.

Kualitas kedelai lokal dari Grobogan bahkan pernah menjuarai lomba nasional karena memiliki warna biji yang putih kekuningan dan memiliki ukuran 16 gram hingga 20 gram per 100 biji, tingkat produktivitas tanamannya tergolong cukup tinggi yaitu berkisar 2,0 sampai 3,5 ton per ha, serta umur panennya yang cenderung pendek yakni hanya berkisar 72 hari.

Di samping itu, biji kedelai Grobogan juga tidak mudah pecah maupun rontok. Sehingga pada saat pengangkutan hasil panen dilangsungkan, tidak banyak biji yang hilang maupun tercecer. Kualitas rasa yang dihasilkan kedelai lokal Kabupaten Grobogan ternyata juga tidak kalah unggul.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Srie Agustina, mengungkapkan, produksi kedelai lokal saat ini hanya sekitar 995 ribu ton. Sedangkan kebutuhan kedelai dalam negeri itu sendiri mencapai 2,5-2,6 juta ton per tahun.

"Pada 2015 kami masih akan impor kedelai, memang harapannya harus ada peningkatan produksi. Rata-rata (peningkatan produksi) kalau menurut Kementerian Pertanian sekitar 10-15 persen," ujar Sri. (Yas/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya