Ada Pelayaran Reguler, Disparitas Harga di RI Bisa Teratasi

Program Gerai Maritim ini akan melayani enam rute besar pulau terluar dan perpencil di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Jun 2015, 12:31 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2015, 12:31 WIB
Kapal Pelni
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meluncurkan pilot project Gerai Maritim. Untuk tahap awal, program tersebut akan memanfaatkan kapal penumpang milik PT Pelni untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok masyarakat ke wilayah terluar dan terpencil di Indonesia dengan tujuan untuk mengurangi tingkat disparitas harga di seluruh wilayah nusantara.

Menteri Perhubungan, Ignasiun Jonan mengatakan, disparitas harga yang terjadi di Indonesia selama ini disebabkan oleh masalah transportasi dan logistik yang kurang memadai dan lambat.

"Ini upaya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perhubungan untuk dorong dispasritas harga barang kebutuhan pokok di seluruh nusantara semakin lama semakin sama, tidak ada disparitas. Disparitas ini terjadi karena masalah transportasi," ujarnya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (19/6/2015).

Menurut Jonan, program Gerai Maritim ini akan melayani enam rute besar pulau terluar dan perpencil di Indonesia. Sebagai pilot project, pada Jumat, 19 Juni 2015 ini akan diberangkatkan Kapal Gunung Dempo dengan tujuan Serui, Papua.

"Ada 6 rute yang akan dilayani. Ini upaya perintis dulu, mudah-mudahan paling lambat setelah Lebaran bisa jalan secara reguler," kata dia.

Nantinya jika sudah ada kapal yang dijalankan secara reguler untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok, diharapkan juga menghilangkan lonjakan harga bahan kebutuhan pokok di wilayah tertentu karena masalah transportasi.

"Tujuannya kan agar harga barang pokok di Indonesia timur, barat, tengah itu sama. Kalau ada pebedaan hanya karena ongkos kirim saja. Tapi kalau ada pelayaran angkutan barang yang terjadwal, ini bisa menormalkan harga barang," tandasnya. (Dny/Gdn)

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya