Bank Mulai Perlambat Penyaluran Kredit

Pelaku industri perbankan mengharapkan dapat memenuhi target pertumbuhan kredit sekitar 15 persen hingga 17 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jun 2015, 21:47 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2015, 21:47 WIB
BRI
BRI (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku industri perbankan mengharapkan dapat memenuhi target pertumbuhan kredit sekitar 15 persen hingga 17 persen di tengah ekonomi Indonesia melambat.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Asmawi Syam berharap, pertumbuhan kredit pada semester I 2015 dapat tumbuh sesuai dengan target pertumbuhan industri perbankan di kisaran 15 persen hingga 17 persen.

Akan tetapi, pihaknya pesimistis pertumbuhan kredit perseroan dapat mencapai target itu. Asmawi mengatakan, kondisi sektor riil menjadi pertimbangan untuk ekspansi menyalurkan kredit.

"Mungkin angka target kredit tidak sampai di situ (15 persen-17 persen). Rata-rata pertumbuhan nasional sekitar 11 persen. Kami juga ekspansi memperhatikan kondisi pasar sektor riilnya. Benar-benar berhati-hati. Karena kalau kami kasih kredit juga belum tentu dipakai," ujar Asmawi, seperti yang ditulis Minggu (21/6/2015).

Perseroan juga menargetkan fee based income dapat tumbuh 10 persen pada 2015. Meski demikian, pertumbuhan fee based income itu juga tergantung dari kredit. "Fee based income juga dari pertumbuhan kredit dan transaksi keuangan dari ATM, internet banking, dan dari ekspor impor. Kalau transaksi turun bagaimana?" kata Asmawi.

Saat ditanya mengenai penawaran obligasi berkelanjutan I tahap I 2015 senilai Rp 3 triliun, Asmawi mengatakan, penawaran obligasi BRI mengalami kelebihan permintaan. Namun pihaknya belum memastikan berapa tepatnya kelebihan permintaan itu. "Iya oversubcribed. Ini masih book building," kata Asmawi.

Obligasi tahap I 2015 yang ditawarkan tersebut berjangka waktu 370 hari, 3 tahun dan 5 tahun. BRI menawarkan obligasi berkelanjutan I tahun 2015 dengan target perolehan dana Rp 12 triliun. 

Dana penawaran obligasi untuk mengembangkan bisnis perusahaan memperbesar penyaluran kredit berdasarkan prinsip prudential banking dan good corporate governance (GCG).

Secara konsolidasi laba BRI naik 3,5 persen menjadi Rp 6,1 triliun per Maret 2015. Pertumbuhan ini didorong dari pertumbuhan bunga bersih yang mencapai Rp 13,49 triliun atau naik 8,7 persen.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Maryono optimistis pertumbuhan kredit di atas 15 persen pada semester I 2015. Pihaknya pun belum akan merevisi target penyaluran kredit.

"Kredit BTN di atas 15 persen. Dari sisi angka tak melakukan revisi tetapi kalau kualitas melakukan revisi. KPR sendiri keseluruhan masih tinggi," kata Maryono. (Ahm/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya