Upah Murah, Investor Pilih Bangun Pabrik di Vietnam

Vietnam memiliki daya tarik lebih seperti upah murah, insentif fiskal dan pelayanan jadi pertimbangan investor.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Jun 2015, 21:43 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2015, 21:43 WIB
Ilustrasi Investasi
Ilustrasi Investasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diharapkan bisa mempertahankan investasi asing yang sudah ada di dalam negeri selain menarik investasi ke Indonesia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, saat ini sejumlah investor asing memilih untuk memindahkan pabriknya yang berada di Indonesia ke negara lain.

"Jumlahnya memang tidak terlalu besar. Tapi alasan pindah tidak semata-mata hal-hal tertentu tetapi karena masalah yang mereka keluhkan sudah berlarut-larut. Dan mereka sebenarnya juga sudah beri kesempatan," ujar Shinta di Menara Thamrin, Jakarta, Rabu (24/6/2015).

Dia menjelaskan, kebanyakan pengusaha yang memindahkan pabriknya dari Indonesia adalah industri padat karya. Sebelum memindahkan pabrik, para pengusaha telah terlebih dahulu melakukan efisiensi biaya produksi dengan mengganti tenaga kerjanya dengan mesin.

"Kebanyakan merupakan industri padat karya. Mereka awalnya mengurangi tenaga kerjanya dengan mengubah ke mesin. Industrinya seperti sepatu, tekstil, sejenis itu," lanjut dia.

Shinta menuturkan, biasanya para pengusaha tersebut memindahkan pabriknya ke negara dengan upah tenaga kerja yang lebih murah dari Indonesia, seperti Vietnam.

"Kebanyakan ke Vietnam karena upah lebih murah, sekitar 20 persen (lebih murah). Vietnam juga bisa memberikan insentif fiksal menarik, memberikan pelayanan yang baik bagi investor, mereka datangi negara yang punya potensi untuk berinvestasi dan memberikan kemudahan perizinan," jelas Shinta.

Untuk itu, Shinta berharap pemerintah bisa memberikan insentif dan pelayanan yang lebih baik dari negara lain agar pengusaha nyaman untuk terus berinvestasi di Indonesia.

"Kita harus belajar apa saja yang dilakukan oleh Vietnam. Kalau mau memberikan insentif yang lebih baik bagi para investor ini, mereka juga akan mempertahankan investasinya di Indonesia," tandas dia. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya