‎Yunani Gagal Bayar, Rupiah Amblas ke 13.400 per Dolar AS

Yunani ‎diprediksi gagal bayar utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) senilai US$ 1,5 miliar pada Selasa (30/6/2015)

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 29 Jun 2015, 08:20 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2015, 08:20 WIB
Ilustrasi Nilai Rupiah Turun
Ilustrasi Nilai Rupiah Turun

Liputan6.com, Jakarta - Yunani ‎diprediksi gagal bayar utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) senilai US$ 1,5 miliar pada Selasa (30/6/2015). Jika hal ini sampai terjadi, maka imbas terbesar akan semakin menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level 13.400 selama pekan ini.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto mengungkapkan, krisis Yunani tidak akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia mengingat selama ini antara Indonesia dan Yunani tidak memiliki hubungan bisnis maupun perdagangan bilateral yang signifikan.

"Tapi ‎jika Yunani sampai default (gagal bayar), maka akan berdampak negatif pada mata uang Asia, termasuk rupiah.  Sehingga pekan ini, rupiah tetap tertekan dan berpotensi melemah pada kisaran Rp 13.300-Rp 13.400 per dolar AS," terang dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (29/6/2015).

Ironisnya, kata Ryan, BI dan pemerintah nyaris tidak bisa berbuat apa-apa untuk menahan jatuhnya rupiah lebih dalam karena krisis Yunani merupakan faktor eksternal. Ditambah masih ada spekulasi dari rencana Bank Sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate).

Ryan menjelaskan, ‎sebenarnya pemerintah AS tidak suka dengan kejatuhan Euro sebagai efek krisis Yunani, karena akan menyebabkan dolar AS menjadi terlalu kuat terhadap mata uang lainnya.

"Hal ini akan memukul balik ekspor AS sehingga memberikan efek negatif pada kinerja ekspor AS. Inilah yg membuat IMF mendesak agar The Fed menunda kenaikan Fed Fund Rate hingga tahun depan sambil menunggu perekonomian AS benar-benar telah kuat," tegas dia. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya