Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan segera memutuskan mengenai siapa yang berhak menangani pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Keputusan tersebut akan disampaikan pemerintah pada akhir Agustus 2015 ini, setelah memperoleh masukan dari konsultan terpilih.
“Akhir bulan ini akan kita putuskan setelah melalui tahapan assesment dari konsultan yang akan memberikan masukan kepada pemerintah," ujar Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/8/2015).
Baca Juga
Menurut Jokowi, penilaian terhadap calon investor yang akan menangani pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung menyangkut semua aspek baik dari sisi biaya, sisi teknis, konstruksi maupun teknologinya.
Advertisement
"Kita juga berhitung mengenai kerja sama jangka panjang, soal kandungan lokal dan lainnya. Semua kita hitung. Kalau sudah diputuskan nanti akan kita umumkan,” kata Jokowi.
Ketika ditanya siapa konsultan yang akan dipilih, Jokowi masih merahasiakannya. Namun ia memastikan pihak konsultan merupakan pihak yang tidak ada konflik kepentingannya. "Pokoknya, Yang jelas nanti yang tidak berhubungan dengan conflict interest antara kereta cepat yang ingin kita pilih," ucapnya.
Jokowi menjelaskan, studi kelayakan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung itu sudah 100 persen selesai, sudah diserahkan kepada Pemerintah Indonesia. "Di situ juga ada tawaran mengenai investornya, tawaran mengenai selesainya. Semua sudah dipaparkan komplit, tinggal dinilai, maksudnya mana yang akan dipakai," pungkas Jokowi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menerima kunjungan Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Republik Rakyat China (RRC) Xu Shaoshi, di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, delegasi Pemerintah China melaporkan hasil studi kelayakan perusahaan China terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Pemerintah telah menerima hasil studi itu dan akan mempelajari serta memutuskannya dalam waktu secepatnya," ujar Menteri Kordinator Perekonomian Sofyan Djalil di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin 10 Agustus 2015 kemarin.
Menteri Xu Shaoshi menjelaskan, sebagai utusan Presiden China, ia bertemu Presiden Jokowi untuk menyerahkan hasil studi kelayakan sesuai yang dijanjikan.
"Saya sudah bertemu dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri BUMN, Menko Perekonomian, dan selanjutnya saya akan bertemu Wapres dan pejabat lainnya," kata Shaoshi.
Menurut Shaoshi, dalam delapan bulan terakhir, dua pemimpin negara, yaitu Presiden Jokowi dan Presiden RRC Xi Jinping sudah melakukan tiga kali pertemuan untuk meningkatkan kerja sama.
Pertemuan ini menghasilkan beberapa rencana kerjasama, salah satunya adalah proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang ditandatangani nota kesepahamannya pada Maret 2015. "Pada April dan Juni 2015 disepakati kerangka kerja dan pada hari ini diserahkan hasil studi kelayakan kepada Presiden Jokowi," kata Shaoshi. (Luqman/Ndw)