Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli didaulat memberikan sambutan dalam Seminar bertema Kesiapan Bangsa dan Strategi Menghadapi Krisis Energi Nasional yang digelar oleh Ikatan Alumni Teknik Kimia (Ikateka) Universitas Diponegoro.
Dalam sambutannya, Rizal menyampaikan candaannya soal beruntungnya Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah hingga membuat iri negara lain. Bahkan dia menyebut Indonesia sebagai anak emas Tuhan.
Baca Juga
"Jadi di surga, perwakilan dari berbagai bangsa bertemu dengan Tuhan. Dari Australia protes karena selama ini tidak diberikan air yang bersih, sehingga susah untuk melakukan kegiatan sehari-hari, untuk petanian dan lain-lain. Mereka harus tampung air hujan untuk bisa dapat air bersih," ujar Rizal di Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Advertisement
Sementara dari Norwegia, perwakilan negara tersebut yang bertemu dengan Tuhan protes soal kurangnya negara tersebut diberikan cahaya matahari dalam satu tahun sehingga masyarakatnya harus bersusah payah menciptakan persediaan makanan yang bisa tahan hingga 6 bulan.
"Norwegia protes karena dikasih panas matahari kurang dari 6 bulan. Mereka harus menciptakan teknologi yang bisa menyimpan makanan lebih dari 6 bulan," lanjutnya.
Sementara Indonesia, diberikan banyak kelebihan SDA. Namun menurut Rizal, Indonesia diberikan kekurangan oleh Tuhan, yaitu tidak punya pemimpin yang baik.
"Sementara Indonesia jadi anak emas Tuhan, matahari melimpah, air melimpah. Akhirnya Tuhan pun mengaku dosa. Tetapi Tuhan tidak pernah memberikan Indonesia pemimpin yang bagus kecuali Soekarno, Gusdur dan mudah-mudahan Jokowi," kata dia.
Rizal Ramli menilai, jika negara seperti Singapura tidak diberikan pemimpin yang hebat seperti Lee Kuan Yew, maka negeri singa tersebut tidak akan menjadi negara hebat seperti saat ini. Begitu juga dengan Malaysia dan China.
"Kalau Singapura tidak kasih pemimpin seperti Lee Kuan Yew, mereka hanya tidak lebih dari pelabuhan becek. Malaysia, kalau tidak ada Mahatir Muhammad, ekonominya hanya tidak lebih dari Sumatra. China juga, jika tidak diberi pemimpin hebat, maka sulit kasih makannya ratusan juta rakyatnya," tutur Rizal. (Dny/Ahm)*