Liputan6.com, New York - Harga emas pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta) turun ke posisi terendah dalam 3 bulan terakhir. Penurunan harga emas ini dipicu oleh penguatan dolar AS yang membuat investor menjalankan aksi ambil untung.
Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (17/10/2015), harga emas untuk pengiriman Desember, yang merupakan kontrak paling aktif diperdagangkan, turun US$ 4,40 atau 0,4 persen dan menetap di level US$ 1.183 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Investor berbondong-bondong membeli emas sejak awal Oktober ini dipicu oleh sentimen memburuknya data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membuat perkiraan akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) kembali ditunda hingga 2016 nanti. Sebelumnya, pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga di 2015 ini paling lambat Desember nanti.
Dalam beberapa hari terakhir memang data-data yang keluar memang menunjukkan bahwa perekonomian AS belum pulih 100 persen. Angka inflasi masih rendah dan penjualan ritel juga belum meningkat.
Data-data yang belum kuat tersebut membantu penguatan harga emas. Harga komoditas tersebut mencapai level US$ 1.187,50 per ounce pada perdagangan Kamis lalu, level tertinggi sejak 16 Juni 2015.
Komoditas tambang ini menarik bagi investor karena imbal hasil yang diberikan saat ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan imbal hasil obligasi yang mendekati 0 persen.
Namun pada perdagangan Jumat ini, para investor melakukan aksi ambil untung. Aksi ini memang biasa dilakukan menjelang akhir pekan. Namun meskipun pada perdagangan Jumat ini harga emas mengalami penurunan, kenaikan harga emas masih 9 persen jika dihitung sejak Juli 2015 kemarin.
Pemicu aksi ambil untung ini juga terjadi karena penguatan dolar AS. The Wall Street Journal Dollar Index menunjukkan penguatan dolar 0,3 persen atau 86,94.Â
"Aksi jual ini biasa dilakukan investor setelah mereka memperoleh keuntungan pada perdagangan sebelumnya," jelas Broker Linn & Associates, Chicago, AS, Ira Epstein.
Ira melanjutkan, ke depannya harga emas masih akan tetap mengalami penguatan setelah melihat beberapa indikator ekonomi di AS yang masih belum menentu.
Ke depannya prospek emas bisa meredup jika The Fed memberikan sinyal positif untuk rencana kenaikan suku bunga. Investor akan berbondong-bondong melakukan aksi jual dan memindah investasi mereka ke instrumen lain yang bisa memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. (Gdn/Ndw)
Harga Emas Terjegal Penguatan Dolar AS
Harga emas untuk pengiriman Desember, yang merupakan kontrak paling aktif diperdagangkan, turun US$ 4,40 per ounce.
diperbarui 17 Okt 2015, 07:25 WIBDiterbitkan 17 Okt 2015, 07:25 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Berapa Hari Lagi Tahun Baru 2025? Ini Ide Kegiatan untuk Mengisi Libur Panjang
Pemprov Jakarta Gelar Beragam Atraksi dan Pasar Kreatif Sambut Natal 2024, Ini Lokasinya
Niat Sholat 5 Waktu Berjemaah dan Sendiri, Pahami Makna di Setiap Lafaz
Janji Allah untuk Pemaaf, Imbalannya Surga yang Luas Kata UAH
Salam Perpisahan untuk Gajah Molly Bali Zoo yang Mati Setelah Hanyut di Sungai Cengceng
Industri Serap 43% Kebutuhan Listrik pada 2060, Kadin Genjot Kolaborasi
Dampak Pailit, Sritex Rumahkan Sekitar 3.000 Karyawan
4 Fungsi Penting Portofolio bagi Difabel Netra yang Hendak Lamar Kerja
Ketahui Sejarah, Tema, Arti Logo, dan Rekomendasi Hadiah Hari Ibu yang Berkesan dan Penuh Makna
Indonesia Pingpong League 2024 Gelar Grand Final, Tahun Depan Bakal Ada Pemain Asing
Tarif Tol Surabaya Madiun 2024 Sesuai Golongan Kendaraan, Persiapkan E-Toll
Penjualan Smartphone di Indonesia Diprediksi Naik pada 2025, Ini Jenis HP yang bakal Laris