Paket Kebijakan Selamatkan Investasi Saham Mandiri Inhealth

Sepanjang Januari-September ini, realisasi hasil investasi Mandiri Inhealth turun dari Rp 132 miliar menjadi Rp 76 miliar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 28 Okt 2015, 19:20 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2015, 19:20 WIB
Mandiri Inhealth.
Mandiri Inhealth.

Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) mencatatkan penurunan hasil investasi yang ditempatkan pada portofolio saham. Penyebabnya, karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terguncang dalam beberapa bulan terakhir akibat memburuknya kondisi perekonomian global dan domestik.

Direktur Utama Mandiri Inhealth, Iwan Pasila mengumumkan, kondisi pasar modal menyebabkan kerugian pada hasil investasi perusahaan sampai dengan kuartal III 2015. Sepanjang Januari-September ini, realisasi hasil investasi perusahaan turun dari Rp 132 miliar menjadi Rp 76 miliar.

Sementara laba underwriting di periode tersebut mengalami pertumbuhan 24 persen dari menjadi Rp 68 miliar dari realisasi periode sama tahun lalu Rp 55 miliar. Premi bruto perusahaan tercatat tumbuh 4 persen menjadi Rp 1,15 triliun hingga akhir bulan kesembilan ini.

"Kondisi pasar modal menyebabkan ada inrealized loss dari portofolio saham, sehingga hasil investasi tidak setinggi tahun lalu," terang Iwan saat Konferensi Pers HUT Mandiri Inhealth ke-7 di Plaza Bapindo, Jakarta, Rabu (28/10/2015).

Ia menjelaskan, perusahaan harus mampu menghadapi tantangan yang sudah mengganjal di depan mata seiring pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Tantangan pertama, kata Iwan, perkembangan lanskap perlindungan asuransi kesehatan bagi pegawai dan keluarganya memasuki era baru dengan diterapkannya skim JKN oleh BPJS Kesehatan.

"Kondisi perekonomian saat ini juga mempengaruhi kemampuan keuangan perusahaan. Pemanfaatkan bujet tambahan untuk memberi layanan kesehatan tambahan di atas skim JKN menjadi krusial. Itu tantangan kedua," paparnya.

Tantangan ketiga, sambung Iwan, kecenderungan peningkatan biaya kesehatan signifikan setiap tahun. Ia mengaku, total anggaran kesehatan di Indonesia mencapai 3,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2013 dan berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia, biaya kesehatan di Indonesia menembus 5 persen dari PDB.

"Jadi tumbuh 2,2 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir, sementara PDB hanya tumbuh 1,6 persen. Dengan begitu, perlu efisiensi penggunaan biaya kesehatan untuk memastikan hasil maksimal," terang Iwan.

Direktur Keuangan Mandiri Inhealth, Armendra menyebut, penempatan investasi perusahaan pada portofolio di pasar modal sebesar 8 persen atau Rp 111 miliar. Sedangkan sebagian besar investasi ditempatkan pada deposito dan obligasi bertenor pendek supaya dipastikan ketersediaan likuiditas untuk membayar kewajiban klaim peserta.

"Tapi sangat berdampak sekali terhadap hasil investasi karena kinerja pasar modal atau IHSG turun sejak April lalu. Syukurnya, dengan paket kebijakan ekonomi pemerintah, bisa memperbaiki portofolio investasi di pasar modal," jelasnya.

Fluktuasi IHSG yang masih rawan terjadi, Armendra mengaku, perusahaan mewaspadai portofolio saham sehingga diputuskan untuk tidak menambah aliran likuiditas di pasar modal.

"Karena anjlok, kami menyikapinya dengan melakukan shifting. Portofolio saham dilepas, dan beralih ke investasi yang volatilitasnya tak terlalu tinggi. Tapi kami masih menunggu dan untuk sementara tidak menambah investasi di portofolio ini," tandasnya. (Fik/Gdn)

 
 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya