Menteri Susi: Hadapi MEA, Tenaga Kerja RI Kurang Asupan Gizi

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengingatkan para TKI harus meningkatkan kemampuan diri untuk bersaing.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Des 2015, 12:15 WIB
Diterbitkan 11 Des 2015, 12:15 WIB
20151002-Konfrensi-Pers-Jakarta-Susi-Pudjiastuti
Menteri KKP, Susi Pudjiastuti memberikan keterangan terkait illegal fishing di Jakarta, Jumat (2/10/2015). Selama periode September 2015, PSDKP KKP berhasil menangkap sembilan kapal pelaku illegal fishing. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan segera terjun dalam pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada era ini, produk dan jasa di Asia Tenggara akan bebas masuk di negara-negara dalam kawasan tersebut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, para tenaga kerja Indonesia harus meningkatkan kemampuan diri jika tidak ingin kalah saing dengan pekerja dari negara lain.

Dia mencontohkan, selama ini paradigma terhadap para tenaga kerja Indonesia (TKI) hanya sebagai pembantu rumah tangga atau household yang pekerjaannya mencuri piring.

"Kita akan bersaing saat MEA nanti, mau jadi apa orang Indonesia? Mau jadi tukang cuci piring?," ujar dia di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Jumat (11/12/2015).

Hal berbeda dengan paradigma pada tenaga kerja Filipina yang dianggap punya pekerjaan lebih baik sebagai housekeeping yang pekerjaanya menerima telepon dan mengatur jadwal supir.

"Kita household, sedangkan Filipina lebih baik, housekeeping yang kerjanya terima telepon, bersihin tempat tidur, mengatur jàdwal supir," kata dia.

Susi menuturkan, hal ini karena TKI kurang handal dan kurang cepat. Akar permasalahannya, lanjut dia, karena sejak kecil orang-orang Indonesia kurang mendapat asupan makanan bergizi. Padahal laut Indonesia begitu luas dan punya banyak ikan yang kaya protein.

"Karena kemampuan kita dianggap kurang cepat, kurang tanggap. Karena masyarakat tidak sempat nikmati makanan bergizi," lanjutnya.

Susi mengingatkan, pada era yang semakin terbuka tenaga kerja Indonesia mau tidak mau harus bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain.

"Kompetisi makin keras, pemerintah sudah pikirkan bagaimana untuk mengejar kualitas bukan kuantitas. Globalisasi ini tidak bisa kita bendung, kita tidak bisa proteksi diri. Kalau mau proteksi diri ya kita harus keep moving, keep up grade, open to change, kalau kita ikuti malas ya malas," tandas Susi. (Dny/Ahm)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya