Pertamina Geothermal Bor Sumur 3.203 Meter, Terdalam di RI

PT Pertamina Geothermal Energy (PT PGE), operator ‎wilayah kerja panas bumi Hululais Bengkulu berhasil menancapkan bor sumur terdalam di RI

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Mar 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2016, 12:00 WIB
Sumur panas bumi (geothermal) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Banjarnegara, Jateng. Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia yaitu sebesar 33 gigawatt.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy (PT PGE), operator ‎wilayah kerja panas bumi Hululais Bengkulu berhasil menancapkan bor sumur terdalam di Indonesia, dengan kedalaman akhir mencapai 3.203 meter kedalaman ukur (mku).

Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Geothermal Energy Tafif Azimudin mengatakan,‎ sumur HLS-E/1 ini tajak pertama kali pada 28 November 2015 menggunakan rig PDSI type N110/M3-28 dan dinyatakan selesai pada 12 Maret 2016, sesuai target yang telah ditetapkan.

"Sumur geothermal terdalam di Indonesia sebelumnya adalah sumur AWI 9-9 di lapangan panas bumi Gunung Salak dengan kedalaman akhir mencapai 3170 mku," kata Tafif, di Jakarta, Jumat (25/3/2016).


Tafif menjelaskan, Sumur HLS-E/1 merupakan sumur pemboran berarah tipe big hole dengan sudut inklinasi mencapai 40,6°. Terletak di Cluster E Proyek Hululais PGE, sumur ini memperlihatkan potensi produksi yang cukup menjanjikan.

Dari profil pemanasan (heating up) selama 13 jam, sumur HLS-E/1 dapat mencapai temperatur 270°C, yang artinya sumur ini sangat memungkinan untuk mampu melakukan self-discharge sehingga dapat berproduksi lebih lama dari sumur lainnya.

Zona loss sumur ini juga cukup tebal, ± 1400 meter. Berpotensi untuk memberikan kontribusi produksi fluida yang besar sehingga kapasitas produksi sumur diharapkan dapat di atas target (ekivalen >10 MWe).

"Keberhasilan ini sekaligus membuktikan kemampuan anak negeri dalam pemanfaatkan kecanggihan teknologi serta ketepatan model Geosains dan Reservoir yang telah disusun secara akurat," terang Tafif.

Menurutnya, ‎proyek ini sangat dihandalkan untuk membantu mengatasi kekurangan kebutuhan energi listrik di wilayah Bengkulu dan sekitarnya.

Lokasi Proyek Hululais terletak di terletak di Kabupaten Lebong, Propinsi Bengkulu yang berjarak sekitar 180 km dari kota Bengkulu.

Melalui project Hululais, PGE diharap mampu menyumbang listrik sebesar 1x55 MW pada Januari 2018 dan tambahan 1x55 MW pada Desember 2019.

PT. PGE mengoperasikan 8 lapangan secara “Own Operation” terdiri dari 4 lapangan komersial (Kamojang : 235 MW, Ulubelu : 110 MW, Lahendong: 80 MW dan Sibayak: 12 MW) dan 4 lapangan dalam tahap pengembangan (Lumut Balai, Karaha, Hululais, Sungai Penuh).

Saat ini, total kapasitas terpasang PT PGE sebesar 437 MW setelah beroperasinya PLTP Kamojang Unit 5 yang merupakan pengembangan dari Area Kamojang. Peresmian beroperasinya PLTP Kamojang 5 dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada tanggal 5 Juli 2015.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya