Jokowi: karena Macet di Jakarta Kita Kehilangan Rp 28 Triliun

Bukan rahasia lagi jika kondisi lalu lintas Jakarta kian macet. Banyak kerugian yang ditimbulkan dari kemacetan tersebut

oleh Silvanus Alvin diperbarui 29 Mar 2016, 17:20 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2016, 17:20 WIB
20160307- Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jakarta- Faizal Fanani
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta
Bukan rahasia lagi jika kondisi lalu lintas Jakarta kian macet. Banyak kerugian yang timbul dari kemacetan tersebut. Presiden Joko Widodo menyebut dalam setahun puluhan triliun uang menguap karena macet Jakarta.

"Di Jakarta dari hitungan dan data yang saya terima, 1 tahun kita kehilangan Rp 28 triliun karena kemacetan. Di Bandung ke Jakarta kita kehilangan Rp 7 triliun karena kemacetan. Tiap tahun secara hitungan makro kita kehilangan kurang lebih Rp 35 triliun," ujar Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/3/2016).

Oleh karena itu, Jokowi meminta segera dibangun Light Rapid Transport (LRT) di ibukota. Dengan adanya moda transportasi itu, maka rakyat diberi pilihan alternatif. Niscaya, kemacetan pun akan berkurang.

 

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menuturkan perlunya konektivitas tiap moda transportasi ke bandara.

"Di sini pun nanti LRT yang ke airport atau nanti kereta api atau kereta cepat ke airport. Semua sudah harus dikalkulasi, dihitung, sehingga ini menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memakai moda transportasi yang disenangi," ujar Jokowi.‎

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menargetkan pemasangan tiang pancang atau groundbreaking LRT Jakarta dilakukan paling lambat April 2016 dan Mei paling cepat, tergantung pada revisi PP.

Namun  pembangunan LRT tahap I, yakni rute Cibubur-Cawang-Bekasi Timur-Cawang dan Cawang-Dukuh Atas dengan 18 stasiun dan panjang 41,1 km dapat mengejar pelaksanaan ASEAN Games di 2018. "Bisa kejar ASEAN Games, tapi hanya fase I. Sedangkan untuk keseluruhan bisa rampung 2020," kata Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama, beberapa waktu lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya