BKPM Belum Terima Pengajuan Izin Pembangkit Nuklir di Sumatera

Perusahaan asal AS Martingale Inc, berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) hijau atau thorium di Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Apr 2016, 21:23 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2016, 21:23 WIB
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (Foto: Reuters)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) belum mengetahui rencana perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Martingale Inc untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) hijau atau thorium di Sumatera.

Instansi ini juga belum memperoleh laporan atau pengajuan izin dari perusahaan tersebut. "Belum (laporan dan izin)," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (7/4/2016).

Menurut dia, realisasi pembangunan pembangkit listrik nuklir berbahan bakar thorium tersebut tergantung keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

"Nanti dari sisi teknis mendapatkan approve dari Menteri ESDM. Jadi tergantung Menteri ESDM, kita baru mendapat minatnya saja, belum dapat konfirmasi berapa investasinya, dan lainnya," jelas Franky.   


Perusahaan asal AS Martingale Inc, berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) hijau atau thorium di Indonesia. Perusahaan tersebut tengah meminta persetujuan dari pemerintah.

"Kami dari perusahaan Martingale, pengembang pembangkit listrik tenaga thorium. Kita berencana membangun pembangkit listrik ini di Indonesia," ujar Chief Representative Martingale Bob Soelaiman Effendi.

Dia menjelaskan, pada tahap awal, Martingale akan membangun pembangkit listrik thorium dengan kapasitas 500 megawatt (MW). Targetnya proses pembangunan dimulai pada 2018 mendatang.

"Kita akan bangun prototipe 500 MW. Target bangun 2018, 2019 sudah diujicoba. Mulai beroperasi secara komersial pada 2021," lanjut dia.

Bob mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah melakukan kajian studi kelayakan untuk pembangunan pembangkit listrik ini. Nantinya hasil kajian tersebut akan dilaporkan kepada Badan Pengawas Tanaga Nuklir (Bapeten) untuk mendapatkan izin pembangunan reaktor.

"Sekarang sedang tahap kajian, sedang pra-feasibility study. Kita sudah tanda tangan dengan MoU dengan PLN, Pertamina, Inuki. Sudah hampir selesai. Agustus persiapan pra licensing ke Bapeten untuk aplikasi izin awal, untuk pembangunan reaktor," jelas dia.

Bob menyatakan, investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pembangkit ini mencapai US$ 780 juta. Dana tersebut seluruhnya berasal dari kas internall perusahaan. "Investasi US$ 780 juta. Saat ini 100 persen masih swasta, dari Martigale," katanya.

Jika berjalan mulus, PLTN ini akan dibangun di luar Pulau Jawa. Martingale tengah membidik wilayah Sumatera untuk menjadi pembangunan pembangkit listrik nuklir hijau ini. "Kita lagi cari lokasi, masih tentatif tapi di daerah Sumatera lah," ungkap dia.(Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya