Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi deflasi April 2016 yang mencapai 0,45 persen. Pencapaian tersebut merupakan yang tertinggi pada setiap periode April sejak 2000.
"Deflasi April 2016 merupakan yang tertinggi sejak periode 2000. Hanya kalah di April 1999 yang tercatat deflasi 0,68 persen," kata Kepala BPS, Suryamin, saat menggelar konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Berikut penyumbang deflasi 0,45 persen di April ini:
Advertisement
1. Bensin dengan penurunan harga rata-rata 6,61 persen, dan andil deflasi 0,24 persen. Terjadi penurunan harga karena kebijakan pemerintah merespons anjloknya harga minyak dunia. Terjadi penurunan di 82 kota IHK
2. Cabai merah dengan rata-rata penurunan harga 25,41 persen dan andil deflasi 0,18 persen. Karena pasokan berlimpah. Terjadi penurunan harga di 71 kota IHK, tertinggi di Tegal 53 persen dan Semarang 48 persen
3. Beras dengan rata-rata penurunan harga 1,47 persen dan andil deflasi 0,07 persen. Penurunan harga terjadi karena musim panen. Penurunan harga terjadi di 58 kota IHK, tertinggi di Pare-pare 9 persen dan Lampung 8 persen
4. Ikan segar dengan perubahan harga atau penurunan harga rata-rata 1,45 persen dan andil deflasi 0,05 persen. Pasokan ikan banyak karena cuaca sedang baik
5. Tarif listrik dengan rata-rata penurunan harga 1,62 persen dan andil deflasi 0,05 persen. Terjadi penurunan tarif listrik pra dan paska bayar di 80 kota IHK, sedangkan 2 kota IHK lainnya yang dikelola Pemerintah Daerah tidak mengalami kenaikan
6. Daging ayam ras dengan perubahan harga rata-rata 3,04 persen dan andil deflasi 0,04 persen. Pasokan daging ayam melimpah, penurunan harga terjadi di 49 kota IHK, tertinggi di Pematang Siantar 23 persen dan Banda Aceh 22 persen
7. Cabai rawit dengan penurunan harga rata-rata 16,88 persen dan andil deflasi 0,03 persen. Pasokan sangat cukup, di mana terjadi penurunan harga di 73 kota IHK. Tertinggi di Kediri 49 persen dan Cilacap 47 persen
8. Telur ayam ras dengan penurunan harga rata-rata 3,2 persen dan andil deflasi 0,02 persen. Pasokan cukup banyak sehingga penurunan harga terjadi di 64 kota IHK. Tertinggi di Meulaboh yang sebesar 17 persen, Denpasar dan Jember masing-masing 11 persen
9. Kentang, penurunan harga rata-rata 8,32 persen dan andil deflasi 0,02 persen. Musim panen membuat pasokan kentang banyak. Penurunan harga terjadi di 70 kota IHK, tertinggi di Merauke 28 persen dan Bandung serta Ternate masing-masing 26 persen
10. Tarif angkutan dalam kota dengan rata-rata perubahan harga 0,47 persen dan andil deflasi 0,02 persen. Ini terjadi karena peraturan penyesuaian tarif angkutan merespons penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebanyak 70 kota IHK mengalami penurunan harga, tertinggi di Serang 20 persen, dan Singaraja 17 persen
11. Tarif angkutan udara dengan perubahan harga 2,67 persen dan andil deflasi 0,02 persen. Ini terjadi karena dampak lanjutan atas pengenaan tarif batas atas dan bawah pada 27 Februari lalu. Sebanyak 27 kota IHK mengalami penurunan harga, tertinggi di Jambi 19 persen dan Palembang 20 persen.
Sementara penghambat laju deflasi di April lalu, yakni:
1. Bawang merah dengan rata-rata kenaikan harga 7,05 persen dan andil inflasi 0,05 persen. Terjadi karena pasokan bawang berkurang. Dari 74 kota IHK yang mengalami kenaikan harga, tertinggi di Bulukumba 47 persen dan Ternate 41 persen
2. Tomat sayur dengan rata-rata kenaikan harga 23,53 persen dan andil inflasi 0,04 persen karena musim panen selesai. Dari 55 kota IHK yang naik harganya, tertinggi di Palembang 66 persen dan 57 persen dari Lubuk Linggau
3. Tomat buah dengan rata-rata kenaikan harga 22,7 persen dan andil inflasi 0,02 persen. Pasokan sedikit dari selesainya panen raya. Kenaikan harga tertinggi di Palembang 69 persen
4. Bawang putih dengan rata-rata kenaikan harga pada April ini 6,55 persen dan andil inflasi 0,02 persen. Dari 72 kota Provinsi yang mengalami kenaikan harga, tertinggi di Tanjung Pinang 22 persen, serta Denpasar, Jember, masing-masing naik 16 persen.