‎Jakarta Jadi Tuan Rumah Forum Ekonomi Islam Dunia ke-12

Indonesia berpotensi utama jadi pemain ekonomi syariah yang terus berkembang pesat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Mei 2016, 11:36 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2016, 11:36 WIB
20151006- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro-Jakarta
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/2015). Rapat tersebut membahas rencana kerja dan anggaran Kementrian Keuangan tahun 2016. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta kembali menjadi tuan rumah Forum Ekonomi Islam Dunia ke-12 (The 12th World Islamic Economic Forum/WIEF) untuk kedua kalinya. Pertemuan akbar ini akan dihadiri 2.500 delegasi dan 60 tokoh penting lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

Berlangsung di Jakarta Convention Centre 2-4 Agustus 2016, WIEF ke-12 kali ini mengambil tema "Desentralisasi Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis Masa Depan".

Tema ini mengupas eksplorasi dan pengembangan peran penting kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di negara seluruh dunia.

Jakarta untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah WIEF ke-5 pada 2009 lalu. ‎WIEF ke-12 diselenggarakan menyusul keberhasilan forum WIEF di berbagai belahan dunia, termasuk Kuala Lumpur, Islamabad, Kuwait, Astana, Johor Bahru, London, dan Dubai.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, ‎fokus WIEF ke-12 dalam Keuangan Islam ditujukan untuk membuka seluruh potensi Indonesia agar menjadi pemimpin global di sektor ini dalam beberapa tahun mendatang. 

Program "Aku Cinta Keuangan Syariah," dapat menjadi katalis dalam meraih target 15 persen di 2023 dari pangsa keuangan Islam di pasar keuangan nasional secara menyeluruh.

"Industri kreatif, wisata Islam dan pasar makanan halal adalah sektor yang dapat memperoleh keuntungan dari ekonomi syariah. Karena ekonomi syariah saat ini tumbuh sangat cepat di dunia," tutur Bambang saat Konferensi Pers di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Dalam kesempatan yang sama, Chairman WIEF Foundation Tun Musa Hitam mengatakan, beberapa isu pokok yang akan dibahas pada WIEF ke-12, antara lain penerbitan sukuk untuk pembiayaan infrastruktur, pengintegrasian produk halal dan keuangan syariah, pengembangan industri makanan halal secara global, pengembangan industri fesyen Islami, peningkatan akses pendanaan bagi UMKM.

Adapun isu lain yang diangkut, pengintegrasian UMKM ke dalam dunia ekonomi digital, pengembangan crowd funding platform, percepatan inovasi dengan menghubungkan perusahaan pemula (startups) dan perusahaan besar, serta penanaman budaya desain pemikiran untuk bisnis.

"Indonesia adalah pasar berkembang dengan fundamental ekonomi yang kuat dan memiliki banyak UMKM berpotensi go internasional, sekaligus membuka lebih banyak kesempatan bagi bangsa serta komunitas bisnis global," jelas Musa.

Musa mengaku, Indonesia merupakan pasar kuat di kawasan ASEAN dan mesin pertumbuhan ekonomi global. Dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia sangat potensial untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah yang terus berkembang pesat.

"WIEF ke-12 diharapkan membawa dampak positif bagi Indonesia dan negara lain. Menyediakan sarana ideal bagi para pemimpin dunia, pelaku bisnis dan pakar bisnis bertukar pandangan dan pengalaman se‎putar dunia usaha sampai membentuk peta bisnis secara global," kata Musa. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya