Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,24 persen. Kondisi ini berkebalikan dengan bulan sebelumnya atau pada April 2016 kemarin yang mencatatkan deflasi sebesar 0,45 persen.
Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari–Mei) 2016 tercatat sebesar 0,40 persen. Untuk tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 3,33 persen. Sementara untuk komponen inti mengalami inflasi 0,23 persen, dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun 3,41 persen.
Baca Juga
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, dari 82 kota yang disurvei oleh BPS, terdapat 67 kota yang mengalami inflasi. "Sedangkan 15 kota mengalami deflasi," tutur dia di kantornya, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Advertisement
Baca Juga
Suryamin mengatakan, inflasi tertinggi dialami oleh kota Pontianak sebesar 1,67 ppersen dan terendah si Singaraja dan Palangkaraya masing-masing 0,02 persen. Sementara deflasi terendah yaitu Sorong -0,92 persen.
Suryamin mengatakan, inflasi ini lebih rendah dibanding inflasi Mei 2015 yang mencapai 0,5 persen. Sedangkan bulan April 2016 terjadi deflasi.
"Kalau deflasi terus bisa bahaya. Ini menunjukkan daya beli nggak terganggu," tuturnya.
Berikut komoditas penyumbang inflasi:
Bahan makanan: 0,30 persen
Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau: 0,58Â persen
Sandang 0,44: persen
Transpor komunikasi, dan jasa keuangan: 0,21Â persen
Kesehatan: 0,27Â persen
Pendidikan rekreasi dan olahraga: 0,03Â persen
Â