Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) bakal mengatur dan mengawasi lebih ketat aktivitas impor sapi baik daging beku atau bakalan yang dijalankan oleh swasta. Kementerian Pertanian memperketat pengawasan impor sapi untuk mencapai target penurunan harga seperti yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono mengatakan, selama ini realisasi impor daging sapi belum sesuai dengan izin yang diberikan. Impor daging sapi yang dilakukan oleh swasta di bawah proposal atau target yang telah ditentukan. Akibatnya, pasokan daging di pasar masih kurang sehingga karena ada kenaikan permintaan maka harga tak kunjung turun.
"Realisasi yang dimasukkan oleh swasta tidak sepenuhnya seperti yang diajukan. Tapi dari pengalaman ini ada feedback bagi pemerintah. Bagaimana mendisiplinkan para pemohon ini untuk memasukkan sesuai dengan schedule," kata dia seperti ditulis Sabtu (2/7/2016).
Advertisement
Baca Juga
Hari menerangkan, untuk periode Mei sampai Agustus 2016 persetujuan impor sapi yang diberikan pemerintah kepada swasta untuk daging beku sekitar 46 ribu ton. Namun, realisasi impor hanya sekitar 23 ribu ton. artinya, hampir separuh dari target impor belum terpenuhi.
Sedangkan untuk sapi bakalan tak jauh berbeda. Untuk periode yang sama, pemerintah memberikan izin impor sapi bakalan sebesar 450 ribu ekor. Namun realisasi hanya 292 ribu ekor. "Makanya kami akan dorong swasta segera realisasi izin," ujar dia.
Dengan kondisi ini, dia mengatakan, Kementerian Pertanian mengusulkan perubahan metode atau kebijakan importasi sapi. Kementerian Pertanian ingin kebijakan importasi yang sebelumnya per semester menjadi sesuai kebutuhan daging dalam negeri.
Kementerian Pertanian akan membawa usulan tersebut ke rapat koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian usai Lebaran. "Segera, setelah Lebaran," terang Hari.
Memang, dia juga mengakui minimnya realisasi impor ini karena perizinan yang harus dilalui oleh pihak swasta tidak cepat. Di sisi lain, kemungkinan importir menimbang kondisi ekonomi yang sedang lesu.
"Kalau dunia usaha, proses impor sapi kan memerlukan waktu. Tidak bisa orang bawa duit ke Australia akan dapat barang. Mereka selalu bekerja dengan kontrak, sudah barang tentu, berapa yang siap dipanen, dipotong, juga punya perhitungan," tutup dia.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.