Liputan6.com, Jakarta - Industri periklanan di televisi nasional tak terpengaruh perlambatan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat. Pada Semester I 2016, Adstensity, sebuah aplikasi riset mengenai iklan televisi yang dibesut PT Sigi Kaca Pariwara, mencatat total belanja iklan untuk 13 stasiun televisi nasional mencapai Rp 49,2 triliun. Pendapatan ini naik 49 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 32,9 triliun.
Mengutip catatan Adstensity, Senin (1/8/2016), RCTI masih menunjukkan keperkasaannya dengan berhasil mendulang pendapatan kotor dari iklan sebesar Rp 7,4 triliun pada Semester I ini. Raihan RCTI meningkat dibanding periode tahun lalu yakni Rp 4,7 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Di posisi kedua masih ditempati SCTV yang pada semester ini mencapai Rp 6,7 triliun, meningkat dibanding semester I tahun lalu yakni sebesar Rp 4,7 triliun.
Peningkatan pendapatan kotor juga dialami oleh MNCTV. Stasiun televisi ini memperoleh pendapatan Rp 5,5 triliun, meningkat ketimbang periode yang sama tahun lalu yakni terbilang Rp 3,843 triliun.
Sementara TVRI masih terseok-seok di urutan paling buncit dengan raihan Rp 31,3 milliar. Tapi itu pun masih mending dibanding tahun lalu yang hanya mencapai Rp 12 miliar.
Ramadan, Sepakbola, dan Musik Religi
Selama bulan Ramadan berlangsung atau selama Juni 2016 belanja kotor iklan di 13 televisi nasional juga mengalami kenaikan. Pada Ramadan tahun ini belanja iklan bisa menembus hingga Rp 9,9 triliun atau naik dibandingkan tahun lalu dengan capaianRp 7 triliun.
Dari pencapaian Rp 9,9 triliun itu, lagi-lagi, RCTI berhasil meraup kue iklan sebesar Rp 1,6 triliun atau sekitar 16 persen. Perolehan inipun meningkat bila merujuk Ramadan tahun lalu di mana RCTI hanya meraih Rp 1 triliun.
Peningkatan pendapatan RCTI ini kemungkinan berkaitan dengan momentum Euro 2016 yang bertepatan dengan momentum Ramadan. Dari Euro ini, Rp 312 miliar masuk ke rekening stasiun tv tersebut.
Kendati demikian dari sisi pendapatan program acara, Euro 2016 di RCTI masih kalah dibanding dengan Q’Academy Indosiar, sebuah program pencarian bakat islami dengan genre handroh atau sholawat iiringi musik islami.
Pencapaiannya menembus Rp353 miliar. Hal ini terkait dengan jam tayang Q’Academy yang berada di jam prime time sementara Euro 2016 berada di jam-jam kantuk dini hari sampai menjelang subuh.
Lalu, brand apa yang paling boros belanja iklannya selama Ramadan?
Selama Ramadan 1437 H ini Walls tercatat paling boros belanja iklannya hingga Rp 266,5 miliar. Sementara di posisi kedua ada Djarum dengan cost iklan Rp 259 miliar. Djarum tercatat memanfaatkan betul momentum Euro 2016 untuk menguasai ruang iklan televisi selama Ramadan.
Data brand dengan spending terbesar ini berbeda dengan tahun lalu di mana brand Marjan (Marjan Melon dan Marjan Coco Pandan) mencapai Rp 428,190 milliar. Sementara pada tahun ini Marjan tercatat mengalami penurunan spending iklan yakni hanya Rp 230,7 miliar atau berada di posisi ketiga. (Gdn/Nrm)