BI: Inflasi Hingga Akhir Tahun akan Dipengaruhi La Nina

Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi pada pada 2016 akan banyak dipengaruhi oleh gangguan cuaca,

oleh Septian Deny diperbarui 04 Agu 2016, 11:21 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 11:21 WIB
20160105-Ilustrasi-Inflasi-iStock
Ilustrasi Inflasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi pada pada 2016 akan banyak dipengaruhi oleh gangguan cuaca, seperti adanya potensi la nina yang akan berdampak pada pasokan bahan pangan.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, ‎pada sisa tahun ini, masih ada potensi kenaikan harga bahan pangan seperti beras, bawang merah dan cabai. Hal ini merupakan dampak dari la nina yang berlangsung hingga akhir tahun.

"Resiko inflasi pangan dalam jangka pendek diperkirakan bersumber dari gangguan la nina yang menurut BMKG terjadi mulai Juli sampai akhir tahun. Sehingga berpotensi pada harga komoditi hortikultura seperti bawang dan cabai, juga beras seperti yang terjadi 2008 dan 2010," ujar dia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Namun demikian, lanjut Agus, pihaknya bersama pemerintah dan masyarakat telah melakukan langkah antisipasi kenaikan harga bahan pangan ini. Salah satunya melalui kerja sama dengan para petani di daerah untuk menjaga pasokan selama la nina berlangsung.

"Terkait risiko ini, BI telah tindak lanjuti kegiatan sinergi aksi untuk petani di Brebes dengan kementerian/lembaga dan Pemda Jawa Tengah dengan memberi bantuan kapasitas SKPD petani untuk menanam bawang putih di 8 kabupaten di Jawa Tengah. Panen perdana diperkirakan pada awal Oktober dengan panen mencapai 300 ton," jelas dia.

Sementara jika dilihat secara keseluruhan, Agus menyatakan inflasi pada tahun ini masih berada pada kisaran 4 plus minus 1 persen. Angka yang sama juga diperkirakan masih bertahan di 2017. Sedangkan pada 2018, akan mengalami penurunan menjadi 3,5 plus minus 1 persen.

"Untuk ‎jaga inflasi 2016-2018, berada pada sasaran 4 plus minus 1 persen 2016 dan 2017 serta 3,5 plus minus 1 persen di 2018. Maka perlu jadi perhatian kita bersama‎," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya