Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk meningkatkan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi perbankan menjadi 5 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK), guna mendukung ambisi besar Presiden Prabowo Subianto dalam menyediakan 3 Juta Rumah.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan sebelumnya, insentif likuiditas KLM hanya sebesar 4 persen, namun kini angka tersebut dinaikkan menjadi 5 persen.
Baca Juga
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat aliran dana ke sektor perumahan, yang merupakan salah satu prioritas utama pemerintah dalam beberapa tahun ke depan.
Advertisement
“Pada hari ini, Rapat Dewan Gubernur sudah memutuskan untuk menambah kebijakan insentif likiditas itu dari semula 4 persen menjadi 5 persen dana pihak ketiga. Di antaranya itu untuk insentif likuiditas ke program perumahan,” kata Perry dalam konferensi pers Tindaklanjut Program 3 Juta Rumah, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Selain itu, Gubernur Perry menjelaskan bahwa total alokasi dana untuk sektor perumahan akan dinaikkan secara bertahap. Semula dana yang dialokasikan sebesar Rp 23,19 triliun, kini akan ditingkatkan menjadi Rp 80 triliun.
“Dari sekarang Rp 23,19 triliun akan dinaikkan secara bertahap menjadi Rp 80 triliun,” ujarnya.
Adapun langkah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup bagi sektor perumahan, yang akan diperuntukkan bagi pembangunan rumah untuk masyarakat.
Kata Perry, keputusan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengatasi tantangan perumahan di Indonesia, sekaligus mempercepat realisasi program pembangunan rumah yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Gubernur BI juga menambahkan bahwa penggunaan insentif likuiditas ini akan diatur lebih lanjut oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman yang akan melakukan langkah-langkah teknisnya dalam waktu dekat.
BI Kaji Kebijakan Lain
Dalam konteks yang lebih luas, Bank Indonesia juga terus mengkaji kebijakan-kebijakan lainnya untuk mendukung sektor-sektor lain, seperti hilirisasi industri dan sektor pertanian. Bank Indonesia berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan kementerian terkait guna mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang optimis, yakni 8 persen dalam waktu mendatang.
Ia berharap dengan kebijakan ini, Bank Indonesia dapat memperkuat perekonomian Indonesia melalui dukungan terhadap sektor perumahan dan sektor-sektor lainnya yang berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami terus juga akan terus melihat kembali, mengkajikan lagi dukungan-dukungan apalagi dari kebijakan-kebijakan Bank Indonesia termasuk kebijakan insentif likuiditas tadi untuk sektor-sektor yang lain. Hilirisasi termasuk hilirisasi pertanian maupun sektor-sektor yang lain yang Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan kementerian terkaituntuk mensukseskan program astacita menuju pertumbuhan 8 persen,” ujarnya.
Advertisement
Tim Teknis Siap Finalisasi Program 3 Juta Rumah
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, mengatakan pihaknya telah membentuk tim teknis yang dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan Suhasil Nazara untuk menyiapkan rincian lebih lanjut mengenai skema pembiayaan program 3 juta rumah.
Pertemuan lanjutan dengan seluruh pihak terkait dijadwalkan akan digelar pada sore hari berikutnya, Kamis (20/2) untuk memfinalisasi dan menyampaikan rincian lebih lanjut mengenai program tersebut.
“Sekarang langsung malam ini tim teknis dipimpin oleh Bapak Wamen Suhasil, langsung bekerja dan besok kami akan bertemu lagi jam 4 sore disini. Jadi saya ulangi, jam 4 sore besok kami akan bertemu lagi disini untuk bisa membuat lebih detail,” kata Maruarar dalam konferensi pers program 3 juta rumah, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Menteri yang akrab disapa Ara ini mengungkapkan pentingnya kerjasama antara berbagai pihak dalam mendukung program pemerintah untuk pembangunan 3 juta rumah dan renovasi 3 juta rumah.
Relaksasi GWM
Ia mengatakan, Departemen Keuangan bersama Bank Indonesia telah memberikan dukungan yang signifikan terhadap program perumahan. Salah satu langkah yang diambil adalah relaksasi giro wajib minimum (GWM) yang memungkinkan aliran uang perbankan di Bank Indonesia digunakan untuk sektor perumahan. Dengan cara ini, diharapkan akan ada percepatan dalam pencapaian target pembangunan dan renovasi rumah.
“Hari ini kami membicarakan, menindaklanjuti support daripada Bank Indonesia. Melalui relaksasi giro wajib minimum, uang perbankan yang ada di Bank Indonesia. Yang tujuannya bisa digunakan untuk sektor perumahan dalam rangka mensukseskan program pembangunan 3 juta rumah dan renovasi 3 juta rumah,” pungkasnya.
Advertisement
