Pembangunan Kilang Bontang Bakal Jadi Penugasan Khusus Pertamina

Ada skema penugasan tugas khusus dapat membuat aspek administratif untuk pembangunan kilang Bontang jadi flekstibel.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Agu 2016, 12:18 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2016, 12:18 WIB
Kilang RFCC Milik PT Pertamina (Persero) di Cilacap, Jawa Tengah.
Kilang RFCC Milik PT Pertamina (Persero) di Cilacap, Jawa Tengah (Foto: Pebrianto Eko/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan skema proyek pembangunan kilang Grass‎ Root Refinery (GRR) Bontang, Kalimantan Timur akan berubah dari kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) menjadi penugasan khusus. Dengan skema ini diharapkan akan mempercepat penyelesaian kilang tersebut.

Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi mengatakan, proyek pembangunan kilang ini menjadi salah satu proyek strategis nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) ‎Nomor 146 Tahun 2016. Namun perubahan skema ini tidak perlu sampai mengubah Perpres yang sudah ada.

‎"Kilang Bontang tadinya KPBU, ada keinginan dari pemerintah untuk dipercepat. Dalam Perpres disebutkan pemerintah ingin adanya pembangunan infrastuktur dengan skema KPBU penugasan khusus, atau dengan swasta. Jadi Pepres itu tidak perlu diubah," ujar dia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Rachmad menjelaskan, jika menggunakan skema KPBU, maka banyak aspek administratif yang harus diselesaikan sehingga berpotensi menghambat proses pembangunan kilang dengan investasi sebesar US$ 14 miliar ini. Namun dengan skema penugasan khusus, maka aspek administratif tersebut bisa lebih fleksibel sehingga pembangunan kilang akan selesai lebih cepat.

‎"Kalau KPBU terkesan aspek administrasi banyak sekali, penugasan khusus administrasi juga comply namun kami bisa gerak lebih cepat. Dalam proses penugasan khusus arahnya joint venture. Dalam KPBU, Pertamina menjadi penanggung jawab saja. Namun kalau penugasan khusus Pertamina akan masuk ke dalam sebagai share holder," jelas dia.

Dia menuturkan, jika proses perubahan skema ini bisa berlangsung cepat, maka diharapkan Pertamina bisa mendapatkan mitra untuk proyek ini pada 2017. Dengan demikian, ditargetkan pembangunan kilang berkapasitas 300 million barel steam per Day (MBSD) ini bisa rampung pada 2022.

‎"Kalau ini dapat partner Februari 2017, maka estimasi kami di akhir 2022. Artinya shifting dari KPBU ke penugasan khusus cepat datang ke kami. Kalau September clear akan kami seleksi, Februari 2017 dapat partner dan akhir 2022 selesai," kata dia.

Namun keputusan perubahan skema tersebut baru akan diputuskan besok dalam rapat koordinasi dengan kementerian terkait. Pertamina akan menunggu keputusan dari pemerintah dalam proyek ini.

"Ini semua tergantung keputusan dari pemerintah. Kami tidak hanya tunggu itu, namun seluruh data sudah siap, tinggal di-switch. Pertamina kan hanya jalankan penugasan.‎ Ada pesan masuk bahwa besok akan ada rapat koordinasi oleh kementerian terkait dari KPBU akan diubah jadi penugasan khusus," ujar dia. (Dny/Ahm)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya