Mendag Incar Iran Jadi Pasar Baru Produk Indonesia

Langkah diversifikasi ‎pasar bagi komoditas dan produk Indonesia merupakan pilihan yang terbaik untuk menggenjot ekspor nasional.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Sep 2016, 11:28 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2016, 11:28 WIB
20160727-Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita-Jakarta
Enggartiasto Lukita menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Thomas Lembong (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan akan menjadikan Iran sebagai pasar baru bagi komoditas dan produk Indonesia. Hal ini menyusul keputusan pemerintah Iran yang kembali membuka diri terhadap perdagangan dan investasi di berbagai sektor bisnis dari negara lain.

Enggar mengungkapkan, untuk menindaklanjuti peluang pasar baru di negara tersebut, pihaknya telah menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang menangani Iran ‎melakukan penjajakan. Nantinya diharapkan banyak komoditas dan produk Indonesia yang bisa diekspor ke negara ini.

‎"Sebagai contoh ini Iran. Iran baru membuka diri, dan sekarang mengalir, termasuk Amerika dan Eropa. Jadi kami membahas untuk masuk ke sana, dan meminta KBRI bisa proaktif," ujar dia usai membuka acara The 2nd ASEAN Marketing Summit 2016 di Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Enggar menyatakan langkah diversifikasi ‎pasar bagi komoditas dan produk Indonesia merupakan pilihan yang terbaik untuk menggenjot ekspor nasional. Itu karena ekonomi di negara-negara tradisional seperti Tiongkok belum juga mengalami perbaikan yang signifikan sehingga adanya pasar baru ini menjadi harapan baru bagi ekspor Indonesia.

"Karena kondisi global ekonomi seperti ini, dan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok masih persoalan dan masing-masing negara mempertahankan," jelas dia.

Selain mengembangkan pasar baru, ‎lanjut Enggar, Indonesia juga dituntut untuk meningkatkan daya saing produk-produk di dalam negeri. Pasalnya, dengan perdagangan antar negara yang semakin terbuka, pemerintah sudah tidak bisa lagi melakukan proteksi yang ketat terhadap masuknya produk-produk asing.

"Yang bagus ekonomi growth kita ‎ cukup baik. Tapi ekonomi yang baik ini menimbulkan arus barang banyak masuk ke kita, karena ekonomi di negara lain kan sedang turun. Kita tidak bisa memproteksi itu karena kita global market, nah ini harus lebih hati-hati dan cerdas," tandas dia.(Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya