Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan kereta Jakarta-Surabaya dibangun tanpa menghentikan operasional kereta lain. Maksudnya, kereta yang ditawarkan ke Jepang dengan kecepatan rata-rata 150 km per jam ini dibangun tanpa menghentikan operasional kereta yang sudah ada.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, hal itu memang menjadi tantangan sekaligus kosekuensi pembangunan kereta ini.
"Itu tantangan. Mungkin itu jadi tantangan kita bekerja di lahan sama saat dioperasikan. Tapi tidak ada pilihan daripada kita membebaskan lagi di jalur lain, belum tentu lagi bisa," kata dia kepada Liputan6.com seperti ditulis Senin (24/10/2016).
Dia menerangkan, untuk menggarap proyek kereta ini mesti melalui beberapa tahap. Tahap pertama ialah studi kelayakan (feasbility study/FS).
Baca Juga
"FS bagusnya sekaligus lah (investor). Kemarin kita sebenarnya inginnya tidak sampai sedetil itu, tapi sekalian yang rencana ditunjuk siapa, dia ngerti persis, kalau kita FS, pasti direview," jelas dia.
Â
Prasetyo melanjutkan, setelah melakukan studi kelayakan maka akan melalui tahapan selanjutnya seperti penggarapan detil desain, pemilihan kontraktor dan lain sebagainya.
"Jadi pertama punya ketentuan suatu pekerjaan itu pasti dari perencanaan, studi dulu. Studi itu mulai FS atau pra FS, kemudian detil desain, baru kita ngomong lelang, dikerjaan siapa, skema apa. Kemudian konstruksi modelnya kaya apa, metode kaya apa," tutur dia.
Advertisement