Kementerian PUPR Siaga Antisipasi Cuaca Ekstrem

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem akan terjadi saat ini hingga Februari 2017 nanti.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Nov 2016, 09:30 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 09:30 WIB
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem akan terjadi saat ini hingga Februari 2017 nanti.
Ilustrasi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Cerah Berawan (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) untuk melakukan berbagai antisipasi menghadapi tingginya curah hujan atau cuaca ekstrem yang berlangsung saat ini.

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem akan terjadi saat ini hingga Februari 2017 nanti.

“Saya sudah kumpulkan teman-teman dari Ditjen Sumber Daya Air, untuk melakukan antisipasi. Sesuai dengan prediCksi BMKG ekstrem cuaca bisa sampai ke Januari atau Februari (2017) jadi kami harus siap,” kata Menteri Basuki di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Menurutnya, antisipasi pertama yang harus dilakukan adalah melakukan penyusuran (walk through) dengan memeriksa tanggul-tanggul dengan tujuan untuk meminimalisir insiden tanggul jebol.

“Jadi tanggul-tanggul supaya harus tetap di monitor dengan baik supaya tidak ada kesalahan, seperti jebol. Kalau jebol karena limpahan itu karena memang ekstrem tapi kalau jebol karena kondisi prasarananya itu yang kita hindari,” ujar Menteri Basuki.

Kedua adalah melakukan disiplin operasi pintu-pintu air. Sebab bila banjir terjadi dikatakan tidak hanya karena meluapnya sungai namun juga bisa akibat operasi buka tutup pintu air yang tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Ia menyampaikan bahwa dalam membuka tutup air harus hati-hati sekali. Misalnya, pintu airnya seharusnya dibuka sebelum banjir terjadi tapi kalau dibuka saat banjir atau telat buka, nanti limpahan airnya seperti bendungan jebol. “Jadi harus hati-hati operasinya, harus sesuai dengan SOP,” tutur Basuki.

Antisipasi terakhir, Basuki menyampaikan, adalah menyiapkan alat-alat berat di daerah rawan longsor. “Kami (Kementerian PUPR-red) ke depan juga harus agresif menangani tebing-tebing. Jadi tidak hanya menunggu longsor dibersihkan tapi saya sudah perintahkan untuk bisa agresif menangani tebing-tebing. Apakah dengan memasang jaring-jaring, angkur-angkur tebing supaya bisa memperkuat tebing,” dia menjelaskan.

Pada kesempatan tersebut, dia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan memperhatikan early warning system. Serta mau membersihkan drainase atau sungai yang tersumbat akibat sampah atau lainnya. (Yas/nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya