Menperin: Aksi Demo Tak Pengaruhi Industri Nasional

Pemerintah juga terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar pelaku industri dapat menjalankan bisnisnya dengan baik.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Nov 2016, 11:42 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 11:42 WIB
Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar pelaku industri dapat menjalankan bisnisnya dengan baik.
Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar pelaku industri dapat menjalankan bisnisnya dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto memastikan tidak ada industri yang terkena dampak dari aksi demo pada Jumat pekan lalu. Bahkan, industri-industri yang lokasinya berada di dalam kawasan industri tetap beroperasi secara normal.

"Tidak ada laporan pabrik tutup. Semua bekerja seperti biasa," ujar dia di Jakarta, Selasa (8/11/2016).

Airlangga mengungkapkan, pemerintah juga terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar pelaku industri dapat menjalankan bisnisnya dengan baik dan diharapkan para investor juga aktif berekspansi di Indonesia.

“Dua hal penting yang diinginkan pengusaha pada umumnya, yaitu kondisi politik yang stabil dan bisnisnya menguntungkan,” kata dia.

Oleh karena itu, pemerintah giat mendorong pengembangan industri karena sebagai sektor perekonomian yang mampu meningkatkan lapangan pekerjaan dan pemerataan perwilayahan secara nasional.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menyampaikan, dampak unjuk rasa damai pada akhir pekan lalu tidak berpengaruh besar terhadap dunia usaha.

“Semua berjalan positif, malah ada pelaku usaha yang merencanakan ekspansi. Jadi tetap business as usual,” tutur dia.

Rosan menilai, pertumbuhan industri saat ini di kisaran 5 persen, sepatutnya diapresiasi karena di tengah perlambatan ekonomi dan gejolak perpolitikan dalam negeri.

“Diharapkan, hingga akhir tahun, pertumbuhan industri kita dapat lebih baik. Terima kasih untuk Pak Menteri Airlangga sudah mengajak kami mengecek langsung kondisi industri saat ini,” ungkap dia.
 
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal III 2016 mencapai 5,07 persen. Angka ini naik jika dibandingkan kuartal I dan kuartal II, masing-masing sebesar 4,13 persen dan 5,01 persen.

Tren positif tersebut didorong pertumbuhan industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional yang mencapai 11,26 persen. Selanjutnya diikuti industri makanan yang tumbuh sebesar 7,70 persen serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang naik 7,28 persen.

Sementara itu, produksi industri manufaktur mikro dan kecil mengalami pertumbuhan melambat sekitar sebesar 5,75 persen dibandingkan dua kuartal sebelumnya pada tahun yang sama, yakni 5,91 persen dan 6,56 persen.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada kuartal III 2016 disumbang oleh industri komputer, barang elektronika, dan optik sebesar 34,11 persen.

Selanjutnya, industri percetakan dan reproduksi media rekaman yang tumbuh 20,84 persen serta industri kertas dan barang dari kertas yang naik 19,05 persen.(Dny/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya