Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan kereta kecepatan sedang (medium speed train) Jakarta-Surabaya yang akan dibangun pemerintah menggunakan rel yang selama ini sudah digunakan.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menjelaskan penggunaan jalur rel kereta kecepatan sedang lama ini akan lebih efektif jika dibandingkan membangun jalur rel baru.
"Jadi kereta kecepatan sedang Jakarta-Surabaya itu sudah ada koordinasi dengan kita, itu akan gunakan jalur eksisting, dengan cara peningkatan kualitas saja," kata Bambang saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (9/11/2016).
Bambang menuturkan, apa yang diusulkan Kementerian Perhubungan tersebut sudah dikoordinasikan dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Baca Juga
Dengan rel yang ada, Bambang mengungkapkan jika dilakukan peningkatan kualitas, kecepatan kereta bisa ditingkatkan. "Ya kereta kecepatan medium, jadi bisa kecepatan 120-150 kilometer per jam," ujar Bambang.
Untuk meninjau kelayakan proyek itu, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku tengah mempersiapkan mekanisme pendanaan mengenai pembangunan proyek kereta Jakarta-Surabaya.
Luhut mengungkapkan, dirinya akan bertemu dengan Kementerian PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk merumuskan mekanisme pembiayaan tersebut.
Jika sudah, Luhut akan membawa usulan pendanaan tersebut kepada pemerintah Jepang. Dalam waktu dekat, Luhut akan berkunjung ke Jepang untuk menindaklanjuti beberapa kerja sama yang bisa ditingkatkan, salah satunya mengenai rencana pembangunan jalur kereta Jakarta-Surabaya ini.
"Jadi Menteri Bappenas dan Menko Perekonomian, lagi duduk mau coba liat skemanya, mau kita buat mudah-mudahan besok dipaparin, ditanggapin dan itu lah yang akan dibawa ke Jepang," kata Luhut.
Beberapa kemungkinan yang akan diusulkan oleh pemerintah Indonesia salah satunya adalah pembiayaannya dilakukan melalui kerja sama Government to Government (g to g). Dengan pembiayaan ini, Indonesia bisa mendapatkan bunga yang cukup rendah. (Yas/Ahm)
Advertisement