Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) TNI Chappy Hakim ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Kepemimpinan Chappy diharapkan mampu meningkatkan kinerja Freeport Indonesia yang dinilai tengah menurun.
Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada Fachmi Radhi mengatakan, menurunnya kinerja Freeport lantaran perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut belum mendapat kepastian perpanjangan kontrak karya (KK) dari pemerintah. Jika hal ini belum juga terselesaikan, maka produksi Freeport diyakini akan menurun.
"Kalau tidak ada kepastian perpanjangan, prospek Freeport akan semakin terpuruk. Tidak akan ada tambahan investasi sehingga produksi menurun," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Hal tersebut tidak hanya berdampak pada Freeport tetapi juga pada perusahaan induknya yaitu Freeport-McMoran. Menurut Fachmi, dengan kondisi seperti ini, Freeport Indonesia akan mencari sosok yang bisa melobi pemerintah terkait perpanjangan KK tersebut.
Baca Juga
"Dampaknya, kinerja Freeport akan merosot sehingga harga saham McMoran semakin anjlok mencalai titik nadir. Setelah Maroef Sjamsoeddin dengan background militer dan intel, kini pengangkatan Chappy yang juga militer dan mantan Kasau mengindikasikan bahwa Freeport bukan mencari figur profesional pertambangan, tetapi figur yang bisa menjamin keamanan dan melancarkan lobi ke pemerintah untuk perpanjangan KK Freeport 2021," jelas dia.
Namun demikian, Fachmi pesimistis jika Chappy bisa melobi pemerintah dalam hal ini. Menurut dia, pemerintah baru akan membicarakan perpanjangan kontrak tersebut pada 2019 mendatang.
"Chappy memang bisa melobi berbagai kalangan di eksekutif dan legislatif, tetapi tidak akan mampu melobi Presiden Jokowi yang kekeuh bahwa pembicaraan perpanjangan KK Freeport pada 2019, 2 tahun sebelum kontrak berakhir di 2021," ujar dia. (Dny/Ahm)
Advertisement