Bunga Tinggi, Investor Asing Ambil Keuntungan di Pasar Modal

Wapres Jusuf Kalla menuturkan, suku bunga bank tinggi membuat pasar modal sulit bersaing dengan perbankan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 13 Jan 2017, 22:13 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2017, 22:13 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menginginkan supaya tingkat bunga perbankan dalam negeri rendah. Dengan itu, maka pasar modal dalam negeri bisa berkembang.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, dengan bunga bank yang tinggi pasar modal sulit bersaing dengan perbankan. Lantaran masyarakat cenderung memanfaatkan deposito daripada membeli saham.

"Kita juga tentu mengharapkan pasar modal lebih kuat, tapi saya selalu katakan kepada Ketua OJK bahwa kita antara perbankan dan pasar modal bisa saling bersaing atau saling membantu. Pasar modal tidak mungkin berkembang dengan baik apabila bunga tinggi," kata dia di Hotel Fairmont Jakarta, Jumat malam (13/1/2017).

Dia mengatakan, kondisi itu juga berimbas pada banyaknya investor asing sehingga keuntungan dari saham lari ke investor asing tersebut.

"Apabila sehat emiten, perusahaan dalam negeri maka dividen lari keluar apabila pasar modal mayoritas dari luar. Itu akibat tidak mungkin bersaing tingkat bunga dalam negeri," jelas dia.

Dia mengatakan, salah satu solusi supaya pasar modal berkembang ialah menurunkan suku bunga perbankan.

"Maka solusi terbaik bagaimana mempunyai tingkat bunga efisien, sama negara sekitar kita kurang lebih sehingga orang tertarik invetasi di pasar modal," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya