Orang Kaya Hanya Bisa Beli Elpiji Murah hingga Maret 2017

Pertamina menegaskan elpiji 3 kg bersubsidi seharusnya dikonsumsi oleh masyarakat miskin dan usaha mikro.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Jan 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2017, 19:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang mempersiapkan pelaksanaan penyaluran subsidi elpiji 3 Kilogram (Kg) tepat sasaran. Penyaluran subsidi elpiji tepat sasaran ini akan berlaku pada Maret 2017. ‎Dengan begitu masyarakat mampu tidak  bisa lagi menikmatinya dengan harga murah seperti saat ini.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan,  elpiji 3 Kg bersubsidi seharusnya dikonsumsi oleh pihak yang berhak, yaitu masyarakat miskin dan usaha mikro.

Namun, pada kenyataannya elpiji yang dibungkus dengan tabung berkelir hijau tersebut bebas dikonsumsi berbagai kalangan. Hal tersebut tercermin dari berlebihnya konsumsi elpiji, di luar dari paket perdana yang telah dibagikan sebanyak 57 juta paket.

"Dari 57 juta  paket sekarang berkembang dengan bebas masyarakat mengkonsumsi elpiji 3 Kg. Padahal elpiji 3 Kg disubsidi," kata Wianda, di Jakarta, Selasa (17/1/2017).

Wianda menuturkan, pemerintah sedang merancang penyaluran subsidi elpiji tepat sasaran agar menertibkan konsumsi elpiji bersubsidi. Rencananya mulai Maret 2017.

Wianda melanjutkan, masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi akan mendapat kartu sebagai tanda bukti. Kartu tersebut juga berisi subsidi berupa uang elektronik. ‎Dengan begitu, ketika membeli elpiji kartu tersebut harus ditunjukkan.

"Mulai Maret ada di beberapa lokasi, masyarakat yang berhak dapat kartu dari Pemerintah. Hanya yang mendapat kartu bisa menikmati subsidi," ujar Wianda.

‎Wianda mengungkapkan, pelaksanaan penyaluran subsidi elpiji tepat sasaran membuat harga elpiji 3 kg akan ikuti harga keekonomian.

Jadi masyarakat yang tidak memiliki kartu dan masuk kategori mampu membeli elpiji 3 Kg dengan harga keekonomian. Sedangkan kartu yang memiliki kartu tetap bisa membeli dengan harga yang disubsidi seperti sekarang. "Di luar itu (masyarakat miskin), menikmati dengan harga keekonomian," tutur Wianda.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya