Biaya STNK Pengaruhi Inflasi Januari di Manado

Bank Indonesia memprediksi tekanan inflasi akan berkurang pada Februari 2017.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Feb 2017, 12:31 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2017, 12:31 WIB

Liputan6.com, Manado - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) mencatat besaran angka inflasi Kota Manado sebesar 1,1 persen pada Januari 2017.

Sejumlah faktor ikut memberi andil pada capaian tersebut, salah satunya adalah biaya perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK) yang baru-baru ini mengalami kenaikan. Realisasi inflasi bulanan Sulawesi Utara pada Januari 2017 tersebut lebih tinggi dibandingkan proyeksi Bank Indonesia sebelumnya.

"Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi pada komoditas cabai rawit yang lebih tinggi dibandingkan prakiraan sebelumnya, serta kenaikan tarif listrik dan biaya perpanjangan STNK," kata Buwono Budisantoso selaku Deputi Direktur pada Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulut, Kamis (2/2/2017) di Manado.

Dia menuturkan, inflasi 1,1 persen di awal tahun masih berada di bawah level inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,49 persen (year on year).

Kelompok volatile food atau bahan pangan yang fluktuatif akibat cuaca hingga administered prices atau pengaruh kebijakan pemerintah juga mempengaruhi angka itu.

Pada kelompok volatile food tersebut, curah hujan yang tinggi di awal tahun menjadi fakor penyebab utama kenaikan harga beberapa komoditas strategis, antara lain cabai rawit dan tomat sayur, akibat terganggunya pasokan yang berimbas pada kenaikan harga.

"Sementara di sisi administered prices, kebijakan pemerintah untuk melakukan penyesuaian tarif listrik 900 VA, peningkatan biaya perpanjangan STNK, serta penyesuaian harga bensin non subsidi menjadi penyebab cukup tingginya tekanan inflasi di awal tahun. Selain itu, ada kenaikan tarif angkutan udara di sepanjang bulan laporan sejalan dengan periode libur tahun baru di awal tahun 2017," lanjut Buwono.

Pada Februari 2017, BI memprediksi tekanan inflasi Sulut akan berkurang sehingga membuka peluang terjadinya deflasi. Hal tersebut terutama akan dipengaruhi oleh mulai stabilnya harga bahan pokok strategis yaitu cabai rawit dan tomat sayur, serta potensi penurunan harga angkutan udara seiring masuknya periode low season.

Realisasi inflasi yang cukup tinggi di awal tahun patut mendapat perhatian dari semua pihak. Tantangan pengendalian inflasi 2017 dinilai akan semakin besar dibandingkan tahun 2016, seiring mulai diberlakukannya beberapa kebijakan pemerintah pada kelompok administered prices.

"Oleh karena itu, upaya koordinasi dan kerja sama oleh seluruh pihak terkait guna pengendalian harga pangan perlu senantiasa diperkuat," tambah Buwono.

Diketahui pada awal 2017, TPID Provinsi Sulut telah melaksanakan rapat koordinasi perdana untuk membahas langkah-langkah strategis dalam pengendalian inflasi yang mengacu pada Roadmap Pengendalian Inflasi Sulut yang telah disusun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pencapaian target inflasi Sulut pada 2017 yang diproyeksikan sebesar 4,1 persen. (Yoseph Ikanubun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya