Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan melakukan penajaman kebijakan ekonomi di sejumlah
sektor supaya berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional. Diantaranya sektor industri manufaktur dan sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan yang tumbuh melambat di 2016.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution
mengungkapkan, laju pertumbuhan dari sektor industri manufaktur atau
pengolahan belum membaik sepenuhnya.
"Memang sebenarnya investasi sudah dirancang, tapi realisasinya belum
mulai, terutama proyek besar seperti kilang minyak, petrokimia, dan
lainnya. Kita perlu penajaman kebijakan," ujar dia di kantornya,
Jakarta, Senin (6/2/2017).
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan industri
pengolahan mengalami perlambatan pertumbuhan. Realisasinya di 2016,
tumbuh 4,29 persen atau turun dari tahun sebelumnya 4,33 persen dan
4,64 persen di 2014.
Sementara di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 4,24
persen di 2014. Kemudian laju pertumbuhan sektor ini turun ke angka
3,77 persen di 2015 dan makin merosot lagi menjadi 3,25 persen di
2016.
"Kalau pertanian kelihatannya konsumsi beras kita sudah mulai
melambat. Di China dan Thailand saja pertumbuhan konsumsi beras sudah
negatif. Orang tidak bisa makan beras terus, kalau sudah dua kali
makan, yang ketiga dipaksakan pun paling cuma makan sedikit atau tidak
makan nasi sama sekali," jelas Darmin.
Kedua sektor yang memberi kontribusi ke pertumbuhan ekonomi nasional
13,45 persen sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dan 20,51
persen dari industri pengolahan di 2016. Angka ini turun dari
realisasi tahun sebelumnya yang masing-masing 13,49 persen dan 20,97
persen.
"Tidak ada stimulus lagi, sebenarnya mempertajam kebijakan saja. Tahun
ini harus tetap fokus mempertajam kebijakan di manufaktur dan lainnya
sehingga pertumbuhannya lebih tinggi," ucap Darmin.
Menko Darmin: Konsumsi Beras Orang Indonesia Sudah Berkurang
Sektor yang memberi kontribusi ke pertumbuhan ekonomi nasional 13,45 persen sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
diperbarui 06 Feb 2017, 20:37 WIBDiterbitkan 06 Feb 2017, 20:37 WIB
Aktivitas penurunan beras dari truk di pasar induk Cipinang, Jakarta, Selasa (27/12). Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, stok kebutuhan pokok pangan hingga akhir tahun akan cukup. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sidang Perdana Agus Buntung Dijadwalkan pada 16 Januari 2025 di PN Mataram
Butuh Duit Banget, Barcelona Sampai Jual Lemari Lionel Messi
Pidato Politik Megawati di HUT ke-52 PDIP, Ekspresi Marah Partai Banteng?
Menanti Program Makan Bergizi Gratis 'Menyentuh' Suku Anak Dalam Jambi
BMKG: 30 Gempa Guncang Jabar dalam Sepekan, Paling Terasa di Pangandaran
Megawati Blak-blakan soal Pemecatan 27 Kader PDIP
Lompatan Bersejarah dari Ketinggian 385 Meter, Frederic Fugen Angkat Indonesia ke Radar Olahraga Dirgantara Dunia
Poster Film Pabrik Gula Tuai Kritikan Warganet, Dinilai Terlalu Vulgar
Rekomendasi Film Bioskop Indonesia Berdasarkan Berbagai Kisah Nyata di Tanah Air
BMKG: Jabar Disambar 338.783 Petir dalam Sepekan, Masyarakat Diimbau Waspada
Dosen Universitas Bandung Sempat Menangis Disebut Provokator, Pilih Risiko Dipecat Ketimbang Bungkam
Hasil Malaysia Open 2025: Terhenti di Perempat Final, Putri KW Cukup Senang dengan Performanya